Terputar

Title

Artist


Berdxasarkan kutipan Kementerian Pertanian terhadap adanya klarifikasi pemberitaan Beritasatu.com berjudul “Jokowi Sudah Gelontorkan Rp 954 Triliun untuk Ketahanan Pangan” dan “Lahan Pertanian Menyusut, Imbasnya Impor Pangan Melonjak Tajam”

Ditulis oleh pada Agustus 17, 2024

Berdxasarkan kutipan Kementerian Pertanian terhadap adanya klarifikasi pemberitaan Beritasatu.com berjudul “Jokowi Sudah Gelontorkan Rp 954 Triliun untuk Ketahanan Pangan” dan “Lahan Pertanian Menyusut, Imbasnya Impor Pangan Melonjak Tajam” pada Selasa (13/8/2024).

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementan Moch Arief Cahyono menyampaikan, pemerintahan Presiden Joko Widodo memahami petani Indonesia menghadapi berbagai tantangan besar. Selain alih fungsi lahan, tantangan besar yang dihadapi selama kurun waktu 10 tahun terakhir ini adalah pandemi Covid-19, konflik Rusia dan Ukraina, hingga krisis iklim. Sehingga pemerintah telah memberikan alokasi anggaran yang besar terhadap bantuan kepada petani.

Selama kurun waktu 2014-2023, pemerintah telah memberikan berbagai insentif dan bantuan, berupa subsidi pupuk dan benih, bantuan alat dan mesin pertanian, serta perbaikan prasarana pertanian, seperti pengembangan jalan pertanian, rehabilitasi jaringan irigasi, pengembangan embung pertanian, maupun bantuan pompanisasi.

Selama kurun waktu 2014-2023, Kementerian Pertanian telah melakukan rehabilitasi jaringan irigasi seluas 4.321.918 hektare, pengembangan embung pertanian sebanyak 2.502 unit, pengembangan irigasi perpompaan 3.716 unit, dan pengembangan irigasi perpipaan 606 unit.

Selama kurun waktu yang sama, Kementerian Pertanian juga telah memberikan bantuan kepada petani berupa traktor roda dua sebanyak 170.954 unit, traktor roda 4 sebanyak 14.884 unit, pompa air 131.322 unit, rice transplanter 21.033 unit, cultivator 24.488 unit, hand sprayer 197.221 unit, dan lain sebagainya.

“Kementerian Pertanian terus berupaya menahan laju alih fungsi sawah eksisting, sehingga penyusutannya bisa ditekan seminimal mungkin,” kata Arief dalam surat hak jawab, dikutip Sabtu (17/8/2024).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman melakukan kunjungan di Desa Tulungagung, Kecamatan Boureno Bojonegoro, Jawa Timur, pada Senin, 18 Maret 2024. - (Beritasatu.com/Suwanto)
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman melakukan kunjungan di Desa Tulungagung, Kecamatan Boureno Bojonegoro, Jawa Timur, pada Senin, 18 Maret 2024. 

Dengan berbagai faktor yang terus mendorong arus alih fungsi lahan pertanian, seperti kebutuhan perumahan dan industri, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional menyebutkan, luas lahan baku sawah nasional pada 2024 mencapai 7.384.341 hektare. Sementara luas baku sawah nasional pada 2019 mencapai 7.463.948 hektare. Sehingga pemerintah bisa menekan laju penyusutan lahan sawah eksisting selama lima tahun terakhir seluas 79.607 hektare.

Arief menyampaikan, Kementerian Pertanian juga terus berupaya memanfaatkan lahan pertanian sub-optimal yang tidak semuanya terekap dalam catatan lahan baku sawah nasional. Pada kurun waktu 2014-2017, Kementerian Pertanian melakukan optimasi lahan seluas 1.195.785 hektare. Selain itu, Kementan juga tercatat melakukan optimasi lahan rawa seluas 447.827 hektare dan optimasi lahan kering seluas 26.022 hektare selama kurun waktu 8 tahun terakhir.

“Semua program dan kebijakan yang dijalankan oleh Kementerian Pertanian tersebut dilakukan dalam kondisi anggaran yang terus mengalami penurunan,” jelas Arief.

Pada 2018, anggaran Kementerian Pertanian sempat menyentuh angka Rp 24 triliun, tetapi pada tahun-tahun berikutnya semakin menurun, hingga pada 2024 menjadi sebesar Rp 14 triliun dan akan semakin menurun pada 2025 menjadi Rp 8,06 triliun.

Meski begitu, sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Kementerian Pertanian terus memfokuskan anggaran yang dimiliki untuk pemberian bantuan sarana dan prasarana pertanian yang telah disebut di atas. Dengan terus memfokuskan anggaran untuk pemberdayaan petani dan peningkatan sarana prasarana pertanian, Kementerian Pertanian berharap Indonesia bisa terus meningkatkan produksi pertanian nasional.

Arief menambahkan, dengan peningkatan produksi pertanian, Indonesia tak hanya membangun kemandirian pangan, tapi juga meningkatkan ekspor pertanian. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor pertanian Indonesia pada 2023 mencapai US$ 4.400,7 juta. Hingga Juli 2024, ekspor pertanian Indonesia tahun ini menunjukkan tren peningkatan. BPS mencatat ekspor Januari-Juli 2024 mencapai US$ 2.770,9 juta, meningkat 10,55% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Kami harapkan, dengan tren ekspor pertanian yang terus meningkat, kita semakin dekat dengan cita-cita Indonesia sebagai lumbung pangan dunia,” kata Arief.