Tunggal putri Spanyol Carolina Marin masih berambisi merebut gelar juara Olimpiade lagi. Ia mengincar emas di Olimpiade Paris 2024
Ditulis oleh redaksi pada April 1, 2024
Tunggal putri Spanyol Carolina Marin masih berambisi merebut gelar juara Olimpiade lagi. Ia mengincar emas di Olimpiade Paris 2024, musim panas ini. Beberapa tahun terakhir, dia sempat mengalami cedera parah yang membuatnya hilang dari berbagai turnamen.
“Keinginan terbesar saya adalah memenangi emas di Olimpiade 2024 Paris,” kata Marin, Minggu (31/3/2024).
Peraih medali emas Olimpiade 2016 Rio itu menekankan, sportivitas dan ketekunan menjadi modal utamanya untuk mencapai target tersebut. Terlebih, mantan pemain nomor satu dunia ini telah bertahun-tahun menderita dua cedera lutut serius dengan masa pemulihan yang cukup memakan banyak waktu.
“Saya tidak tahu berapa persentase (penampilan) saya sejauh ini. Yang saya yakini, adalah saya akan berada dalam kondisi 100 persen untuk Olimpiade, saya tidak meragukannya,” ujar Carolina Marin.
Rasa percaya diri itu pun makin bertumbuh setelah memenangi sejumlah gelar tur BWF tahun ini, termasuk turnamen Super 1000 All England Open 2024, yang merupakan salah satu kejuaraan bulu tangkis paling bergengsi di dunia.
Marín menjelaskan proses yang membawanya dari rasa sakit dan penderitaan, menuju harapan dan kesuksesan baru.
“Apa yang saya lakukan terutama adalah bekerja keras pada aspek mental, percaya pada diri sendiri dan mendapatkan kembali kepercayaan diri dalam melakukan latihan yang baik,” kata Carolina Marin.
Lima tahun terakhir, Marin memiliki grafik yang fluktuatif. Sejak final Indonesia Masters 2019, ketika ligamen lutut kanannya robek, Carolina Marín menghadapi tantangan besar dalam memulihkan kondisi untuk kembali ke level terbaiknya.
Dua tahun setelah cedera dan masih dalam proses pemulihan fisik dan kepercayaan diri, dia kembali mengalami cedera yang lebih serius pada lututnya yang lain. Dia tidak hanya mengalami robek ligamen cruciatumnya, tetapi juga kedua meniskusnya.
Dapat dimengerti bahwa kemunduran tersebut sulit untuk diatasi secara mental. Cederanya pada 2021 membuatnya absen dari Olimpiade 2020 Tokyo.
Pada 2022, pebulu tangkis berusia 30 tahun tersebut menambahkan seorang psikolog ke tim dukungannya.
“Aspek yang paling banyak saya kerjakan di level psikologis adalah emosi saya, mengeluarkan emosi. Setelah banyak bekerja dengan psikolog saya, baik di luar lapangan maupun di lapangan, melihat hal-hal apa yang bisa membuat saya merasa nyaman,” ungkap Carolina Marin.
Atlet kelahiran Huelva itu menilai, sering kali para atlet mengabaikan aspek kesehatan mental. Namun baginya, ini adalah salah satu bagian mendasar dari tubuh.
“Kita tidak lagi hanya berbicara tentang bulu tangkis, tetapi juga tentang hal-hal lain di luar lapangan. Yang terpenting, percaya pada diri sendiri dan mendapatkan kembali kepercayaan diri telah menjadi kunci terpenting bagi saya,” ujarnya.