Harga surat utang negara (SUN) pekan depan diproyeksi melanjutkan pelemahan. Dengan demikian, imbal hasil (yield) diproyeksi kembali meningkat
Ditulis oleh redaksi pada April 1, 2024
Harga surat utang negara (SUN) pekan depan diproyeksi melanjutkan pelemahan. Dengan demikian, imbal hasil (yield) diproyeksi kembali meningkat.
“Kupon imbal hasil SUN tenor 10 tahun diproyeksikan bergerak pada kisaran 6,4%-7,0%, lebih tinggi dibandingkan akhir pekan sebelumnya,” kata fixed income analyst PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Ahmad Nasrudin kepada Investor Daily, Minggu (31/3/2024).
Dia menjelaskan, pasar SUN pekan depan akan diwarnai sentimen global, yakni kenaikan non-farm payroll Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan mengalami perlambatan. Sementara tingkat pengangguran AS diperkirakan tetap pada 3,9%. Selain itu, inflasi Uni Eropa diperkirakan masih tetap di 2,6%. “Ini memberikan tekanan terhadap pasar surat utang,” kata dia.
Ahmad menyampaikan, pasar juga menantikan risalah pertemuan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) pada Maret 2024 yang akan rilis dalam waktu dekat. Hal ini menjadi petunjuk penurunan suku bunga yang diidam-idamkan para investor.
Sedangkan dari Tiongkok, perhatian investor akan tertuju pada rilis data purchasing manufaktur index (PMI). Sementara dari India, Bank of India diperkirakan masih akan menahan suku bunga pada 6,5% seiring inflasi di bawah rentang atas.
Dengan kondisi tersebut, kata dia, investor asing di pasar SUN kemungkinan akan berspekulasi untuk membuat harga terdiskon menjadi cukup rendah sebelum memutuskan masuk kembali.