Pabrik baterai mobil listrik (EV) yang terletak di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, akan memulai produksi komersial pada bulan April
Ditulis oleh redaksi pada Maret 19, 2024
Pabrik baterai mobil listrik (EV) yang terletak di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, akan memulai produksi komersial pada bulan April ini. Hal ini diungkapkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Produksi massal dari pabrik milik PT Hyundai LG Indonesia Green Power–usaha patungan yang menggabungkan produsen mobil asal Korea Selatan Hyundai, produsen baterai berbasis di Seoul LG Energy Solution, dan Indonesia Battery Corporation (IBC)– itu, akan menjadikan Indonesia produsen sel baterai EV pertama di Asia Tenggara.
Tahap pertama proyek ini membutuhkan investasi sebesar US$ 1,1 miliar, mencakup produksi sel baterai EV sebesar 10 gigawatt per jam (GWh). Ini setara dengan 32,6 juta sel baterai, cukup untuk menggerakkan 150.000 EV.
“Pabrik 10 gigawatt per hour pertama sudah produksi April 2024. Kita sudah mulai masuk pembangunan pabrik kedua,” kata Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (18/3/2024).
Pada tahap kedua, Hyundai-LG bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 20 GWh, mulai 2025. Sel baterai yang diproduksi oleh Hyundai LG Indonesia Green Power akan menggunakan mineral, salah satunya nikel. Laporan survei geologi AS 2024 menyatakan cadangan nikel Indonesia mencapai 24 juta metrik ton, menjadikannya yang terbesar di dunia.
Hyundai sudah memiliki pabrik produksi di Cikarang, Jawa Barat. Hyundai Motors Indonesia baru-baru ini mengungkapkan bahwa mereka akan meluncurkan model EV baru yang dilengkapi dengan baterai yang diproduksi secara lokal tahun ini.
Indonesia ingin membangun ekosistem baterai EV yang komprehensif untuk mendukung ambisi e-mobilitasnya. Selama konferensi pers, Bahlil juga mengomentari aspek lain dari rencana tersebut. Bahlil mengeklaim proyek terkait katoda, prekursor, dan peleburan akan dimulai tahun ini, meskipun dirinya tidak memberikan detail lebih lanjut.
Bahil juga menyebutkan kemitraan Antam dengan raksasa baterai asal Tiongkok, CATL.
Sekadar informasi, akhir tahun lalu, Antam menyelesaikan serangkaian kesepakatan terkait ekosistem baterai EV dengan Hong Kong CBL, yang merupakan bagian dari CATL. Kerja sama tersebut termasuk pembangunan fasilitas high-pressure acid leach (HPAL).