Perum Bulog (Persero) berkomitmen memperkuat sinergi dengan sejumlah kementerian/lembaga untuk menentukan arah kebijakan pangan
Ditulis oleh redaksi pada Maret 12, 2024
Perum Bulog (Persero) berkomitmen memperkuat sinergi dengan sejumlah kementerian/lembaga untuk menentukan arah kebijakan pangan, khususnya dalam menjaga ketersediaan stok dan kestabilan harga selama momentum Ramadan dan Lebaran 2024.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, pihaknya sangat memperhatikan arahan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan berkomunikasi secara intens dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN, Kemenko Perekonomian, hingga Badan Pusat Statistik.
“Bulog selalu terlibat dalam rapat koordinasi pembahasan mengenai kebijakan pangan ini, karena pada akhirnya sebagian besar dari kebijakan pemerintah, terutama yang kaitan dengan intervensi Bulog sebagai pelaksananya,” ungkap Bayu, dalam wawancara eksklusif bersama IDTV, di kantor Bulog, Jakarta, dikutip Senin (11/3/2024).
Khusus komoditas beras, Bayu mengatakan Bulog telah memperkuat stok cadangan beras pemerintah (CBP) melalui impor dengan kuota yang disetujui pemerintah sebanyak 3,6 juta ton selama 2024.
“Jadi sampai dengan saat ini, jumlah yang kita impor cukup untuk memperkuat stok sekaligus melaksanakan program-program yang dibuat dan ditugaskan oleh pemerintah,” jelas Bayu.
Adapun program-program pemerintah yang dimaksud adalah bantuan pangan untuk 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM), penjualan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), hingga dukungan terhadap penggilingan padi dan distributor dengan penjualan komersial.
“Semuanya selalu menjaga agar stok tidak boleh turun dan tidak boleh lebih kecil dari 1 juta ton beras. Itu kita kelola dengan impor dari negara sahabat dan mitra dalam jumlah yang cukup,” terangnya.
Bayu mengungkapkan, jutaan ton beras itu hampir semuanya diimpor dari negara-negara Asia seperti Vietnam, Thailand, Myanmar, Kamboja, Pakistan, dan menyusul India setelah kembali masuk ke pasar internasional.
Selain beras, Bulog juga turut menangani komoditas pangan lainnya seperti jagung dan kedelai, meski tak sebesar andil menangani beras. Bayu berujar, pihaknya memfasilitasi para peternak kecil baik itu peternak petelur maupun pedaging yang membutuhkan pakan dari jagung, serta pengrajin tempe yang membutuhkan kedelai.
“Itu sudah berjalan sekarang, sehingga dalam menghadapi Ramadan dan Lebaran, baik perajin tempe maupun peternak telur atau peternak ayam itu mudah-mudahan cukup mendapatkan dukungan untuk kebutuhan mereka,” pungkasnya.