Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong membela kesepakatan eksklusif antara negaranya dan Taylor Swift. Kesepakatan ini banyak diprotes karena telah menghalangi bintang pop tersebut untuk membawa Eras Tour-nya ke negara lain di kawasan ASEAN
Ditulis oleh redaksi pada Maret 7, 2024
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong membela kesepakatan eksklusif antara negaranya dan Taylor Swift. Kesepakatan ini banyak diprotes karena telah menghalangi bintang pop tersebut untuk membawa Eras Tour-nya ke negara lain di kawasan ASEAN, sehingga negara lain di ASEAN tidak bisa mendapatkan manfaat di sektor pariwisata dari konser tersebut.
Dilansir dari AP, Selasa (5/3/2024), Swift menggelar enam konser di Singapura antara 2 hingga 9 Maret 2024 sesuai dengan kesepakatan eksklusif tersebut. Lee mengakui, Swift diberikan “insentif tertentu” dari dana pemerintah yang ditujukan untuk mendukung industri pariwisata setelah dampak Covid-19, dengan tujuan menjadikan Singapura sebagai satu-satunya destinasi wisata di ASEAN. Namun, Lee tidak memberikan perincian mengenai biaya kesepakatan tersebut.
Meskipun kesepakatan ini menuai kontroversi, Lee menegaskan tidak ada niat untuk merugikan negara-negara tetangga di ASEAN. Menurutnya, kesepakatan semacam itu adalah hal yang lumrah dalam industri hiburan.
Lee juga menekankan, kesepakatan tersebut tidak memiliki implikasi negatif terhadap hubungan dengan negara-negara tetangga. Menurutnya, negara lain mungkin juga akan melakukan hal serupa jika diberikan kesempatan.
Lee mengatakan, kesepakatan semacam itu bisa memberikan manfaat yang saling menguntungkan bagi semua pihak, termasuk pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kunjungan wisata di kawasan tersebut.
Sebelumnya, Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengungkapkan, pemerintah Singapura menawarkan kontrak US$ 2-3 juta per pertunjukan sebagai imbalan aksi eksklusif Taylor Swift di Singapura.
“Pemerintah Singapura cerdik,” kata Thavisin.