Ketegangan geopolitik yang terus berlanjut hingga data perekonomian Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen positif penggerak saham-saham emas di Bursa Efek Indonesia (BEI). Seberapa besar cuan yang bisa didapat
Ditulis oleh redaksi pada Maret 7, 2024
Ketegangan geopolitik yang terus berlanjut hingga data perekonomian Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen positif penggerak saham-saham emas di Bursa Efek Indonesia (BEI). Seberapa besar cuan yang bisa didapat?
“Prospek saham emas dipengaruhi ketegangan geopolitik,” kata Equity Research Analyst Panin Sekuritas, Felix Darmawan jelasnya kepada Investor Daily, Selasa (5/3/24).
Dia mengatakan penguatan emas ditopang ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Rusia-Ukraina yang masih bergejolak hingga saat ini. Namun, para investor harus mencermati potensi batalnya penurunan tingkat suku bunga acuan.
Dia mengatakan, lonjakan harga emas awal pekan ini disebabkan penurunan index dolar sejalan rilisnya serangkaian data ekonomi AS seperti Institute for Supply Management (ISM) manufaktur AS yang terkontraksi 24 poin menjadi 47,8 poin dengan estimasi 49,5 poin pada Januari 2024. Selain itu, inflasi AS yang relatif melandai memberi harapan penurunan tingkat suku bunga acuan The Fed. “Menurut saya memang kenaikan harga emas ini menjadi positif ya untuk emiten emas,” kata dia.
Terpisah, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menuturkan, konflik yang menyebabkan global disruption menjadi salah satu penopang penguatan emas dan memberikan kekhawatiran bagi investor. Hal ini yang membuat investasi akan cenderung pada emas sebagai safe haven.
“Dengan adanya sentimen ini diharapkan bisa menopang kinerja saham-saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang juga berkaitan dengan komitmen mereka mempertahankan kapasitas produksinya,” ujar dia.
Para investor juga bisa mencermati saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dengan target harga Rp 161 per saham, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) dengan target harga Rp 161 per saham, dan ARCI dengan target harga Rp 390 per saham.
Sementara target harga MDKA Rp 3.000 dan ANTM pada level Rp 1.700.