Survei terbaru Indikator Politik Indonesia menunjukkan mayoritas publik menilai Pemilu 2024 baik pilpres maupun pileg tidak diintervensi kekuasaan atau pemerintah.
Ditulis oleh redaksi pada Februari 29, 2024
Survei terbaru Indikator Politik Indonesia menunjukkan mayoritas publik menilai Pemilu 2024 baik pilpres maupun pileg tidak diintervensi kekuasaan atau pemerintah. Hampir 60 persen publik percaya Pemilu 2024 bebas intervensi kekuasaan.
“Kami tanya, seberapa percaya ibu/bapak bahwa Pemilu 2024 bebas dari campur tangan penguasa? Kami menemukan, publik yang percaya 59,8%, dan tidak percaya 34,8%,” ujar Peneliti Indikator Politik Hendro Prasetyo dalam rilis survei secara daring bertajuk “Evaluasi Publik atas Pemilu 2024 dan Isu-isu Malpraktik Nasional”, Rabu (28/2/2024).
Namun, Hendro mengakui, angka 34,8% yang tidak percaya tersebut tergolong cukup besar. Hal tersebut, kata dia, menjadi tanggung jawab bagi penyelenggara pemilu, baik KPU, Bawaslu, maupun pemerintah menjelaskan Pemilu 2024 benar-benar dilaksanakan secara jujur, adil, bebas, umum, dan rahasia.
“Nah, untuk itu, KPU, Bawaslu, dan pemerintah sendiri perlu memberikan respons terhadap ketidakpercayaan publik bahwa pemerintah tidak diintervensi,” tandas Hendro.
Meskipun demikian, hasil survei Indikator Politik Indonesia ini juga menunjukkan mayoritas publik puas dengan penyelenggaraan Pemilu 2024. Bahkan, tingkat kepuasan publik mencapai angka 82%.
“Sebanyak 82% responden merasa puas atas penyelenggaraan Pemilu 2024,” ujar Hendro.
Hendro memerinci angka tersebut terdiri dari 25% responden yang sangat puas dan sebanyak 56,3% responden yang menjawab cukup puas.
“Responden yang merasa tidak puas ada 14,6%. Terdiri dari 8,3% mengaku kurang puas dan 6,3% mengaku tidak puas sama sekali,” tandas Hendro.
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 18-21 Februari 2024 lalu terhadap 1.227 responden. Target populasi survei warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
Sampel dipilih melalui metode random digit dialing (RDD) atau pembangkitan nomor telepon secara acak. Margin of error survei +- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara terlatih.