Otoritas kesehatan di Jalur Gaza yang dikelola Hamas mengumumkan, korban tewas akibat serangan Israel telah mencapai 29.000 lebih
Ditulis oleh redaksi pada Februari 23, 2024
Otoritas kesehatan di Jalur Gaza yang dikelola Hamas pada Rabu (21/2/2024) mengumumkan, korban tewas akibat serangan Israel telah mencapai 29.000 lebih. Sebanyak 195 orang tewas dalam kurun waktu 24 jam, setelah serangan Israel.
Israel kembali menggempur Gaza dengan serangan udara dan penembakan setelah panglima militernya memperingatkan perang yang berkecamuk dengan Hamas sejak serangan milisi Palestina pada 7 Oktober 2023 lalu akan berlangsung berbulan-bulan lagi.
Ledakan terjadi di langit kota Khan Younis di Gaza selatan, yang kini menjadi fokus pertempuran perkotaan yang sengit sejak tentara Israel mengatakan telah menguasai sebagian besar wilayah utara Gaza.
Otoritas kesehatan di Gaza menyatakan, sebuah serangan menghantam sebuah rumah dekat Rumah Sakit Al-Amal di Khan Yunis, menewaskan 22 orang dan melukai 34 lainnya.
Baku tembak sengit juga terjadi lagi di sekitar Kota Gaza di utara, sementara serangan udara melukai 11 orang di dekat Rafah, sebuah kota di selatan yang kini dipenuhi pengungsi warga Palestina.
Krisis kemanusiaan yang kian meningkat di Gaza telah memperkuat seruan untuk mengakhiri permusuhan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk melanjutkan perang untuk menghancurkan Hamas. “Tujuan perang ini penting dan tidak mudah untuk dicapai,” kata Panglima Angkatan Bersenjata Israel Herzi Halevi.
“Oleh karena itu, perang akan berlanjut selama beberapa bulan lagi,” lanjutnya.
Tentara Israel menyalahkan Hamas dan kelompok bersenjata sekutunya atas tingginya angka kematian warga sipil, dan menuduh para milisi bersembunyi di sekolah, rumah sakit dan infrastruktur sipil lainnya, atau di terowongan di bawah mereka.
Militer Israel mengatakan jumlah tentara Israel yang tewas di Gaza telah meningkat menjadi 164.
Israel pada Selasa mengembalikan 80 jenazah warga Palestina yang tewas di Gaza, setelah memeriksa tidak ada sandera di antara mereka, melalui Palang Merah.
Fotografer AFP menyaksikan seorang penggali menurunkan jenazah manusia dalam kantong jenazah berwarna biru ke kuburan massal di Rafah.
Sebanyak 2,4 juta penduduk Gaza menderita kekurangan air, makanan, bahan bakar dan obat-obatan, dan hanya sedikit bantuan yang masuk ke wilayah tersebut. PBB memperkirakan, 1,9 juta warga Gaza telah mengungsi.