Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan penyerapan anggaran hingga 60% sampai dengan akhir semester I tahun 2024. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan akan langsung memantau dan mengevaluasi penyerapan anggaran tersebut
Ditulis oleh redaksi pada Februari 2, 2024
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan penyerapan anggaran hingga 60% sampai dengan akhir semester I tahun 2024. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan akan langsung memantau dan mengevaluasi penyerapan anggaran tersebut.
“Kita upayakan proses pengadaan barang dan jasa agar bisa selesai pada bulan Juni 2024,” tutur Agus Gumiwang Kartasasmita melalui kanal Youtube Kemenperin, Kamis (1/2/2024).
Agus menyampaikan kepada jajarannya supaya melaksanakan penyerapan anggaran yang berbasis anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) itu dengan efisien dan efektif. Selama beberapa bulan terakhir ini juga, dia selalu mengingatkan bahwa sistem building merupakan hal yang sangat penting. Dasar utama sistem building itu adalah penyiapan regulasi yang baik dan tepat.
“Saya berharap tahun 2024 para kepala satuan kerja (satker) dapat meningkatkan kinerja yang sudah baik menjadi lebih baik dalam pelaksanaan anggaran untuk melakukan mitigasi resiko,” sebut dia.
Agus juga meminta kepada masing-masing kuasa pengguna anggaran (KPA) dan para pejabat pembuat komitmen (PPK) untuk bertindak profesional.
“Saya berharap masing-masing harus mengetahui dan memahami apa yang menjadi tanggung jawabnya sehingga tidak ada potensi menimbulkan ketidaksesuaian di kemudian hari,” beber Agus.
Kemenperin memperoleh alokasi pagu anggaran sebesar Rp 4,53 triliun pada tahun 2023. Total pagu anggaran itu termasuk anggaran belanja tambahan subsidi motor listrik senilai Rp 1,4 triliun yang masuk pada bulan April 2023 lalu.
Sementara itu, capaian realisasi investasi anggaran murni tanpa anggaran belanja tambahan subsidi motor listrik cukup baik. Bahkan menurut Agus, sangat baik, yakni di level 98,65% atau meningkat 0,52% secara year on year (yoy). Dibandingkan dengan tahun lalu, sebesar 98,13%.
“Walaupun dengan memasukkan ABT subsidi motor listrik, capaian anggaran Kemenperin menurun dan sangat buruk 69,95% tapi itu tidak masalah karena semuanya bisa dijelaskan dengan baik,” tutup Agus Gumiwang.