Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni menyayangkan maraknya kasus tawuran yang terjadi di DKI Jakarta belakangan ini. Terbaru, terjadi aksi tawuran di flyover Pasar Rebo, Jakarta Timur
Ditulis oleh redaksi pada Januari 31, 2024
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni menyayangkan maraknya kasus tawuran yang terjadi di DKI Jakarta belakangan ini. Terbaru, terjadi aksi tawuran di flyover Pasar Rebo, Jakarta Timur yang menjadi viral di media sosial. Kejadian itu mengakibatkan tangan seorang pelajar putus terkena sabetan senjata tajam.
Sahroni yang merupakan legislator asal DKI Jakarta pun meminta polisi untuk melakukan razia lebih masif dan memberikan hukuman yang lebih berat untuk para pelaku.
“Belakangan ini rasanya hampir setiap hari ada laporan masuk soal tawuran di Jakarta. Aksinya pun makin sadis, kayak sudah tidak ada hukum di jalanan. Jadi, polisi harus lebih masif tegakkan hukum, para pelaku harus ditindak tegas,” ujar Sahroni kepada wartawan di Jakarta, Selasa (30/1/2024).
Selain itu, kata Sahroni, polisi perlu menggalakkan kerja sama dengan sekolah-sekolah untuk memberi pengawasan yang lebih ketat pada aktivitas siswa yang mengarah ke tawuran.
“Saya minta Polda Metro Jaya koordinasikan seluruh polres dan polsek, untuk lebih komprehensif melakukan pencegahan. Mulai dari galakkan razia, hukum para pelaku dengan lebih berat, serta tingkatkan kerjasama dengan sekolah. Ini sudah mengganggu kamtibmas, masyarakat jadi resah kalau keluar rumah. Jakarta sudah darurat tawuran,” tandas Sahroni.
Menurut Sahroni, siapa pun pelaku tawuran harus ditindak tegas oleh pihak kepolisian. Bahkan Sahroni mengusulkan kata korban harus mulai diganti dengan pelaku tawuran karena semuanya adalah pelaku kekerasan.
“Saya rasa, mereka semua itu adalah pelaku kekerasan, bukan korban. Datang ke sana sama-sama bawa parang, bawa sajam, mau menghabisi orang lain, kenapa pula ada yang disebut korban? Jadi perspektif penegak hukum dalam melihat para pelaku ini harus mulai digeser. Kalau tidak, ini akan terus berlanjut dan seakan-akan kita berkompromi dengan aksi kekerasan,” jelas Sahroni.
Sahroni pun meminta agar seluruh pemangku kepentingan tetap mengedepankan aspek pencegahan. Apalagi, kata dia, anak-anak muda ini adalah penerus bangsa.
“Namun, catatan paling penting yaitu soal pencegahan. Semua pihak, baik polisi, sekolah, murid, orang tua, dan sebagainya, harus duduk bersama membuat komitmen pencegahan. Karena bagaimana pun itu, mereka ini tetap anak-anak muda bangsa. Tinggal bagaimana diarahkan ke yang baik,” pungkas Sahroni.
Baru-baru ini, viral di media sosial Amaksi tawuran di flyover Pasar Rebo, Jakarta Timur. Kejadian itu mengakibatkan tangan seorang pelajar putus terkena sabetan senjata tajam. Terlihat, mereka menyerang satu sama lain.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly membenarkan aksi tawuran tersebut dan menyebutkan korban yang tangannya putus masih duduk di kelas 3 SMA.
“Tangan kanan korban putus pada pergelangan tangan. Korban masih pelajar kelas 3 SMA. Pelaku sebagian pelajar dan sebagian sudah putus sekolah,” kata Nicolas kepada wartawan, Senin (29/1/2024).
Selain itu, tangan kiri korban juga hampir putus akibat aksi tawuran tersebut. Saat ini korban sudah dilarikan ke RS Bhayangkara Raden Said Sukanto untuk operasi penyambungan kembali.