Terputar

Title

Artist


Kegagalan tim bulu tangkis Indonesia di dua turnamen awal 2024, yakni Malaysia Open dan India Open, menjadi alarm merah menuju Olimpiade Paris 2024

Ditulis oleh pada Januari 23, 2024

Kegagalan tim bulu tangkis Indonesia di dua turnamen awal 2024, yakni Malaysia Open dan India Open, menjadi alarm merah menuju Olimpiade Paris 2024. Apalagi diketahui pada dua ajang tersebut, tim badminton Merah Putih hanya mentok di babak perempat final.

Diketahui Olimpiade Paris 2024 akan berlangsung pada 26 Juli hingga 11 Agustus mendatang. Sebagai cabang andalan untuk mendulang emas di ajang multievent empat tahunan itu, tentunya Indonesia tidak ingin kehilangan tradisi meraih medali dari bulu tangkis, seperti yang terjadi pada Olimpiade London 2012.

Manajer Tim Ad Hoc Olimpiade Paris 2024, Armand Darmadji meminta hal ini menjadi pelajaran dan bahan evaluasi untuk Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

“Kami di PBSI juga terus berbenah dan evaluasi. Jadi kami tidak tinggal diam begitu saja menyikapi dari hasil kemarin,” kata Armand Darmadji  di Istora Senayan Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Senin (22/1/2024).

Menurutnya, tim psikolog PBSI juga terus bekerja saat turnamen bulu tangkis di India dan Malaysia. Ditambah para legenda bulutangkis yang menjadi mentor terus berkomunikasi per sektor dengan para pelatih dan atlet.

“Jadi kami sampaikan bahwa kita juga perlu proses. Tolong diapresiasi proses kualifikasi yang tengah berjalan ini. Proses untuk cabor badminton untuk mengumpulkan poin menuju Olimpiade masih berlangsung dan akan berakhir pada akhir April 2024 hingga penutupan nanti,” ungkap Armand yang juga menjabat ketua komisi pengembangan komersial PP PBSI ini.

Ia juga bersyukur hingga saat ini fisik semua pemain terbilang aman dan tidak ada yang cedera. Sementara untuk pemain ganda, memang tengah dalam proses perbaikan.

“Jadi evaluasi ini menyeluruh ya, bukan hanya sektoral saja, tetapi semua sektor kita evaluasi agar mencapai hasil yang baik. Kami juga melihat saat pemain-pemain Malaysia tampil di final turnamen kemarin tidak terprediksi. Jadi seluruh pemain peningkatannya sangat luar biasa pesat,” terang Armand.

“Jadi kita tidak hanya membuat pemain itu bukan hanya bermain seperti biasa. Namun, menggunakan metode-metode dan strategi-strategi lain yang kita buat untuk memperbaiki hal itu secara menyeluruh,” lanjutnya.

PBSI juga membantah sport science yang diterapkan guna mendongkrak kinerja para atletnya sudah ketinggalan.

“Saya rasa semua berjalan baik dan responsnya kepada para pemain cukup positif. Bisa ditanyakan ke para atletnya juga,” pungkasnya.