Pengamat transportasi dan Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menilai program subsidi
Ditulis oleh redaksi pada Januari 7, 2024
Pengamat transportasi dan Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menilai program subsidi pembelian motor listrik yang dijalankan sepanjang 2023 sepi peminat akibat daya beli masyarakat yang rendah. Meskipun harganya sudah didiskon Rp 7 juta, pembelian motor listrik yang mendapatkan subsidi masih minim.
Dari data Sistem Informasi Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua (Sisapira), motor listrik bersubsidi pada 2023 hanya tersalurkan sebanyak 11.532 unit atau sekitar 5,7%, padahal kuota yang disiapkan pemerintah mencapai 200.000 unit.
Dikatakan Djoko, masalah sepi peminat ini dikarenakan sepeda motor di Indonesia lebih banyak diminati golongan masyarakat menengah ke bawah. Menurutnya, golongan masyarakat tersebut lebih memperhitungkan masalah pengeluaran.“Sepeda motor di Indonesia itu kepemilikannya golongan masyarakat menengah ke bawah. Jadi, mereka sensitif terhadap adanya pengeluaran,” kata Djoko
Karenanya, menurut Djoko program subsidi motor listrik pada 2023 bisa disebut gagal total. Pada tahun ini, dia juga memprediksi sepeda listrik akan lebih diminati ketimbang motor listrik.
“Saya melihat pada 2024 juga sama, nantinya yang laku di masyarakat itu sepeda listrik. Daya beli masyarakat rendah, ini yang jadi problemnya,” kata Djoko.