Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil alih grup dealer otomotif terbesar di negara itu, Rolf, di bawah manajemen negara untuk sementara waktu, atas dasar kemanfaatan ekonomi.
Ditulis oleh redaksi pada Desember 31, 2023
Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil alih grup dealer otomotif terbesar di negara itu, Rolf, di bawah manajemen negara untuk sementara waktu, atas dasar kemanfaatan ekonomi.
Rolf yang dimiliki perusahaan berbasis di Siprus dan didirikan pengusaha Rusia, Sergei Petrov, menegaskan tindakan tersebut mencoreng citra Rusia sebagai tujuan aman bagi investor.
Dikutip dari Carscoops, Kamis (28/12/2023), pengambilalihan ini contoh terbaru penyitaan aset swasta oleh Pemerintah Rusia. Tindakan ini merupakan yang pertama kalinya bagi perusahaan besar Rusia kehilangan kendali karena diambil alih Kremlin. Sebelumnya, penyitaan menargetkan perusahaan-perusahaan asing (pro Amerika) yang terlibat dalam embargo barang Rusia sebagai tanggapan terhadap invasi ke Ukraina.
Rolf, salah satu dealer mobil yang berdiri setelah runtuhnya Uni Soviet, memiliki portofolio 30 merek mobil di 59 showroom. Menurut Interfax, lokasi-lokasi ini menjual 100.000 mobil pada 2022.
“Hal ini semata-mata terkait kemanfaatan ekonomi dan kepatuhan terhadap Undang-Undang Federasi Rusia dengan mempertimbangkan situasi ekonomi internasional di sekitar kita saat ini,” kata juru bicara Kremlin kepada Reuters.
Pemerintah menambahkan perubahan manajemen sementara waktu tidak akan berdampak pada operasional Rolf.
Namun, Petrov menyebut langkah tersebut merupakan pukulan terhadap iklim investasi Rusia. Dia mengatakan pengusaha dari Asia tidak akan mengambil risiko membeli saham di aset-aset negara tersebut jika tindakan seperti ini terus berlanjut. “(Manajemen) sementara artinya permanen,” kata Petrov.
Petrov menuduh pemerintah Rusia terlibat dalam redistribusi aset di dalam negeri.
Petrov tidak mendapat dukungan dari otoritas Rusia. Saat ini dia tinggal di Austria, dan masuk dalam kelompok kecil pengusaha yang menandatangani surat mengecam Putin pada 2014, sebagai tanggapan aneksasi Semenanjung Krimea.
Pada 2019, Rolf dituduh membeli saham dengan harga melambung dan memindahkan aset ke luar negera. Namun, hal itu dibantah Petrov. Surat perintah penangkapan dikeluarkan untuk pengusaha tersebut. Salah satu manajer senior grup dealer tersebut dijatuhi hukuman 8,5 tahun penjara karena diduga terlibat dalam kesepakatan tersebut.