Terputar

Title

Artist


Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah menggelar simulasi pemilu 2024 di wilayah lereng Gunung Merbabu Boyolali

Ditulis oleh pada Desember 28, 2023

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah menggelar simulasi pemilu 2024 di wilayah lereng Gunung Merbabu Boyolali. Para pemilih pemula dan lansia tampak kerepotan saat membuka dan melipat lima surat suara di bilik suara yang dinilai terlalu sempit.

Simulasi pemilihan umum  melibatkan ratusan warga di lereng Gunung Merbabu tersebut tepatnya di Dukuh Dayu, Desa Jeruk, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah menggelar simulasi pemilu 2024 di wilayah lereng Gunung Merbabu Boyolali. Para pemilih pemula dan lansia tampak kerepotan saat membuka dan melipat lima surat suara di bilik suara yang dinilai terlalu sempit.

Simulasi pemilihan umum  melibatkan ratusan warga di lereng Gunung Merbabu tersebut tepatnya di Dukuh Dayu, Desa Jeruk, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah.

Dalam simulasi itu, satu persatu warga memasuki ruang pemilihan, setelah melakukan pendaftaran warga akan menerima lima surat suara spesimen yang akan dicoblos di dalam bilik suara, setelah memilih surat suara kemudian dimasukkan ke dalam kotak suara.

Dalam simulasi ini, banyak warga mulai dari pemilih pemula hingga para lansia yang mengalami kendala di dalam bilik karena lima surat suara yang harus dicoblos berukuran besar sedangkan ruang bilik suara yang tidak terlalu luas.

Terpantau dalam simulasi ini warga yang mengalami kesulitan bisa menghabiskan waktu hingga 7 menit mulai dari membuka surat, mencoblos dan melipat kembali surat suara.

Dengan adanya simulasi ini warga merasa terbantu karena bisa berlatih tentang tata cara pemilihan, sedangkan para petugas di TPS juga bisa beradaptasi saat bekerja dan membantu warga yang mengalami kesulitan.

“Kesulitannya saat membuka kertas suara sama melipatnya, sama biliknya sempit, kertas suara kalau pilihannya terlalu banyak, kertas suaranya jadi terlalu lebar, sedangkan bilik suaranya juga rada sempit karena mengajak anak kecil jadi agak susah gitu,” kata Sri Suprapti kepada Beritasatu.com, Rabu(27/12/2023).

Warga lainnya, Eka Yuliana merupakan pemilih pemula. Mereka mengaku, merasa kesulitan lantaran kertasnya yang lebar, dan masih kebinggungan tata cara memilih.

“Saya baru kali ini mau melakukan pencoblosan, ya mendapat pengalaman baru. Tetapi tadi agak kesulitan karena kertasnya yang terlalu lebar, jadi melipatnya agak susah,” kata dia.

Ketua KPU Boyolali Maya Yudayanti mengatakan, simulasi di desa Jeruk ini merupakan yang kali pertama, dan simulasi ini akan melihat estimasi waktu yang dibutuhkan oleh para pemilih. Simulasi ini diikuti sebanyak 270 warga.

“Nanti akan kami catat, berapa waktu yang dibutuhkan untuk mencoblos surat suara baik anak muda, lansia dan juga kaum ibu. Hal itu untuk memperbaiki di TPS,” kata dia.

Menurutnya, simulasi sangatlah penting, hal ini untuk mengecek petugas TPS, termasuk ketika ada pemilih yang membutuhkan pendampingan, maka diperlukan pengisian form pendampingan pemilih.

“Jadi pendamping pemilih ini juga akan dicatat apakah pendampingannya dari pertugas KPPS atau yang dipilih oleh pemilih,” tandasnya.