Terputar

Title

Artist


Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Muhammad Najib Azca, menilai bahwa gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas Palestina

Ditulis oleh pada November 28, 2023

Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Muhammad Najib Azca, menilai bahwa gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas Palestina merupakan buah tekanan dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Dalam hal upaya Indonesia untuk perdamaian Israel dan Palestina, Najib mengatakan bahwa ini tak terlepas dari langkah diplomasi yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melakukan pendekatan kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

“Meskipun kita belum mengetahui sampai hari ini, tetapi kita melihat, saya kira belakangan ini ada perkembangan baik di Israel dan Palestina. Terjadinya gencatan senjata misalnya. Itu merupakan salah satu buah dari tekanan-tekanan yang dilakukan oleh berbagai negara, termasuk Indonesia,” ujar Najib kepada Beritasatu.com, Senin (27/11/2023).

Sebelumnya, Presiden Jokowi bertemu dengan Joe Biden di Washington pada 13 November 2023. Dalam pertemuan tersebut, Indonesia membawa pesan 57 negara dari hasil pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) terkait agresi militer Israel di Gaza, Palestina.

Sejumlah hal yang dibahas dengan Joe Biden antara lain, yakni terkait pentingnya kekejaman di Gaza dihentikan, gencatan senjata yang perlu segera dilakukan, dan perang yang harus segera dihentikan.

Menurut Najib, langkah diplomasi Presiden Jokowi tersebut merupakan upaya tegas dan berdampak untuk menyuarakan perdamaian Israel-Palestina.

“Pak Jokowi juga saya kira melakukan langkah-langkah yang berarti kemarin disampaikan yang utama pada saat pertemuaan OKI waktu itu. Indonesia bersikap tegas dan saya kira melakukan upaya-upaya yang sistematis dan komprehensif untuk itu, dan kemudian Indonesia memang betul diberi mandat oleh OKI untuk menjadi messenger. Jadi penyampai pesan perdamaian. saya kira itu sesuatu yang signifikan,” terangnya.

Hamas dan Israel sendiri telah menjalankan kesepakatan gencata senjata selama empat hari, dengan kedua belah pihak saling bertukar tawanan mulai Jumat (24/11/2023).

Dengan berbagai tekanan yang ada, termasuk dari Indonesia, Najib pun berharap ke depannya akan lahir two-state solution atau solusi dua negara untuk mengakhiri konflik yang berkecamuk antara Israel dan Hamas Palestina.

“Untuk mendorong solusi dua negara yang diusulkan oleh banyak lembaga itu sesuatu yang tidak mudah dilakukan atau bahkan bisa dikatakan berisiko untuk dilakukan. Kita enggak tahu, tetapi semoga saya kira memang dengan tekanan yang kuat dari aktor-aktor global, apakah itu aktor negara, aktor civil society, maupun aktor tokoh agama, itu bisa dilakukan,” tandasnya.