Harga emas naik 1% pada perdagangan karena pelemahan dolar dan turunnya imbal hasil Treasury AS setelah data inflasi AS melandai
Ditulis oleh redaksi pada November 15, 2023
Harga emas naik 1% pada perdagangan Selasa (14/11/2023) karena pelemahan dolar dan turunnya imbal hasil Treasury AS setelah data inflasi AS melandai dari perkiraan sehingga memicu spekulasi Federal Reserve (The Fed) akan menghentikan kenaikan suku bunga.
Harga emas di pasar spot naik 0,9% menjadi US$ 1.962 per ons catat hari terbaik sejak 27 Oktober dan emas berjangka AS ditutup menguat 0,8% pada US$ 1.966.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengumumkan inflasi pada Oktober melandai menjadi 3,2% secara tahunan (year on year/yoy) dibanding September 3,7% karena turunnya harga bensin. Hal ini menimbulkan optimisme pada pelaku pasar bahwa Federal Reserve dapat mengakhiri kampanye kenaikan suku bunga. “Laporan tersebut terlihat cukup bagus,” kata Presiden Fed Chicago Austria Goolsbee dikutip CNBC International.
Para investor memproyeksi kemungkinkan bank sentral AS mulai menurunkan suku bunga pada Mei 2024. “Data inflasi jauh lebih lemah dari perkiraan, sehingga mendukung logam mulia. Kami memperkirakan penurunan harga signifikan pada kuartal keempat, sehingga akan melemahkan dolar dan mendukung emas,” kata Daniel Ghali, selaku analis di TD Securities.
Dia memperkirakan dalam 6 bulan ke depan, harga emas akan naik menuju US$ 2.100 per ons.
Faktor lain yang meningkatkan daya tarik emas adalah indeks dolar turun 1,4%, pelemahan harian terbesar dalam 1 tahun. Sementara acuan imbal hasil Treasury AS 10 tahun turun di bawah 5% mencapai hari terburuknya dalam 8 bulan setelah data inflasi.
Investor juga akan mengawasi data indeks harga produsen AS yang dirilis pada Rabu (15/11/2023).
Sementara harga perak di pasar spot naik 3,4% menjadi US$ 23,07 per ons terbaik dalam sebulan, platinum naik 2,7% menjadi US$ 887,52, dan paladium naik 3,8% menjadi US$ 1.019,06.