Senator AS Bernie Sanders mengkritik gaya pemerintahan yang dijalankan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam perang Gaza
Ditulis oleh redaksi pada November 7, 2023
Senator AS Bernie Sanders mengkritik gaya pemerintahan yang dijalankan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam perang Gaza. Ia berharap warga Israel bisa mencopot Netanyahu sebagai pemimpin di negara itu.
“Ini adalah masalah yang sangat rumit. Ada pemerintahan sayap kanan di Israel yang rasis. Dan omong-omong, kabar baiknya adalah jajak pendapat terakhir, saya melihat hanya 18 persen rakyat Israel ingin Netanyahu tetap menjabat. Saya harap mereka menyingkirkannya. Saya berharap mereka membentuk pemerintahan yang memahami betapa parahnya krisis ini,” kata Bernie Sanders pada acara State of the Union di CNN, Minggu (5/11/2023).
Bernie Sanders terang-terangan berbicara mengenai pencegahan kematian warga sipil yang terus bertambah dalam pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas. Dia mendesak Israel untuk menghentikan pengeboman di Gaza. Menurutnya, ada cara yang lebih baik untuk melenyapkan Hamas, yang oleh Amerika Serikat ditetapkan sebagai organisasi teroris.
“Pasti ada cara yang lebih baik daripada membunuh ribuan pria, wanita dan anak-anak. Jadi sekali lagi, kekhawatiran utama adalah, Anda harus berhenti sejenak dalam pengeboman tersebut. Anda harus segera mengatasi bencana,” kata Bernie Sanders.
Dia juga mengatakan, aksi yang dilakukan pemerintahan Netanyahu bakal membuat usulan solusi dua negara menjadi mustahil dilakukan di Tepi Barat. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sempat berada di Israel pada Jumat pekan lalu untuk menekan Netanyahu agar menyetujui jeda kemanusiaan yang memungkinkan bantuan masuk ke Gaza.
Namun Netanyahu menolak seruan tersebut. Otoritas kesehatan Gaza mengatakan, jumlah korban tewas warga Palestina mencapai 9.700 orang pada hari Minggu, termasuk ribuan lainnya yang terluka. Sementara itu, lebih dari 1.400 warga Israel tewas dalam serangan 7 Oktober 2023 lalu. Kelompok Hamas juga menyandera lebih dari 200 orang dari Israel selatan ke Gaza.