Sebuah rekaman video yang diunggah ke media sosial oleh kelompok militan Palestina Hamas pada 12 September 2023
Ditulis oleh redaksi pada Oktober 14, 2023
Sebuah rekaman video yang diunggah ke media sosial oleh kelompok militan Palestina Hamas pada 12 September 2023, telah memperlihatkan milisinya tengah berlatih untuk perang. Latihan perang Hamas tersebut ternyata merupakan persiapan sebelum serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Diketahui, kurang dari sebulan lalu, Hamas mengirimkan rekaman video durasi dua menit, yang menunjukkan pasukannya mengunakan bahan peledak untuk menghancurkan sebuah replika gerbang, dan latihan menembak dengan menggunakan sasaran kertas berbentuk manusia.
Latihan perang Hamas dengan tembak-menembak menggunakan senjata otomatis ini dilakukan kelompok militan itu dengan julukan operasi pilar kuat. Latihan perang Hamas itu juga menunjukkan para militan yang mengenakan pelindung tubuh dan seragam tempur dengan cepat melakukan operasi yang mencakup penghancuran tiruan menara tembok beton dan antena komunikasi, seperti yang mereka dalam serangan mendadak Sabtu pekan lalu.
Pada Sabtu lalu, Hamas melakukan serangan besar dengan meluncurkan ribuan roket ke udara wilayah Israel, dan mengerahkan pasukan menerobos perbatasan. Serangan Hamas ini menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel.
Entah mengapa, video yang diunggah Hamas tersebut tidak diantisipasi oleh dinas inteljen Israel. Padahal, nyata-nyata kelompok militan ini tengah mempersiapkan serangan mematikan yang dihadirkan di depan mata.
“Jelas ada peringatan dan indikasi yang seharusnya diperhatikan. Mereka (Mossad) tampaknya tidak melakukan persiapan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya aksi teroris yang mengerikan ini,” ungkap mantan perwira Angkatan Darat AS yang kini menjadi direktur senior Pusat Kekuatan Militer dan Politik di Yayasan Pertahanan Demokrasi, Bradley Bowman.
Associated Press meninjau dan memverifikasi rincian penting dari lusinan video yang dirilis Hamas selama setahun terakhir, terutama melalui aplikasi media sosial Telegram.
Dengan menggunakan citra satelit, AP mencocokkan lokasi latihan Hamas di sebuah kota tiruan tersebut dengan sepetak gurun di luar Al-Mawasi, sebuah kota Palestina di pantai selatan Jalur Gaza. Sebuah tanda besar dalam bahasa Ibrani dan Arab di gerbang bertuliskan Horesh Yaron, nama permukiman Israel di Tepi Barat Palestina.
Bowman mengatakan, ada indikasi bahwa Hamas sengaja membuat para pejabat Israel percaya bahwa mereka sedang bersiap melakukan serangan di Tepi Barat, bukan di Gaza. Hal ini juga berpotensi signifikan karena latihan tersebut telah diadakan setiap tahun sejak tahun 2020 pada bulan Desember, tetapi diundurkan hampir empat bulan pada tahun ini bertepatan dengan peringatan penarikan mundur Israel dari Gaza pada tahun 2005.
Dalam video terpisah yang diposting ke Telegram dari latihan pada tahun lalu pada 28 Desember, para pejuang Hamas diperlihatkan menyerbu apa yang tampak seperti pangkalan militer Israel, lengkap dengan model tank berukuran penuh dengan bendera Israel berkibar di atasnya.
Pasukan Hamas bersenjata bergerak melalui bangunan-bangunan batako, menangkap orang-orang yang berperan menjadi tentara Israel sebagai sandera.
Michael Milshtein, pensiunan kolonel Israel yang sebelumnya memimpin departemen intelijen militer yang mengawasi wilayah Palestina, mengatakan dia mengetahui video Hamas, tetapi dia tetap terkejut dengan skala serangan pada Sabtu lalu itu.
“Kami tahu tentang drone, kami tahu tentang jebakan, kami tahu tentang serangan siber dan kekuatan laut. Yang mengejutkan adalah koordinasi antara semua sistem tersebut,” kata Milshtein.