Mitsubishi Motors Corp mempertimbangkan akan menghentikan produksi mobil di Tiongkok
Ditulis oleh redaksi pada Oktober 1, 2023
Mitsubishi Motors Corp mempertimbangkan akan menghentikan produksi mobil di Tiongkok karena penjualan di negara itu mengalami penurunan tajam di tengah pergeseran cepat ke kendaraan listrik (electrical vehicle/EV).
Menurut sumber yang akrab dengan masalah tersebut, dilaporkan Kyodo News Jumat (28/9), Mitsubishi Motors, yang menghentikan produksi di Tiongkok pada Maret karena penurunan penjualan dan munculnya merek lokal, akan fokus pada pasar Asia Tenggara.
Di Tiongkok, perusahaan Jepang itu sebagian besar memproduksi mobil bermesin bensin di pabrik di Provinsi Hunan melalui sebuah kemitraan dengan Guangzhou Automobile Group. Pabrik tersebut adalah satu-satunya pabrik Mitsubishi Motors di Tiongkok.
Sebagai bagian dari upaya untuk membalikkan penjualan yang lesu, Mitsubishi Motors, produsen otomotif Jepang, meluncurkan versi hibrida baru dari mobil utilitas sport andalannya Outlander untuk pasar Tiongkok pada bulan Desember.
Namun, performa penjualan Mitsubishi Outlander ternyata tidak memadai di tengah peralihan ke mobil listrik yang lebih cepat dari yang diperkirakan dan penguasaan pangsa pasar yang semakin luas oleh merek-merek lokal di Tiongkok, yang kini merupakan pasar mobil listrik terbesar di dunia, kata sumber-sumber tersebut.
Mitsubishi sedang melakukan pembicaraan dengan mitra produksinya di Tiongkok, tetapi belum ada keputusan resmi yang diambil dalam masalah tersebut, kata seorang pejabat perusahaan.
Perusahaan otomotif ini bukanlah satu-satunya perusahaan Jepang yang mengalami penurunan penjualan di China.
Nissan Motor Co telah menurunkan proyeksi penjualan untuk Tiongkok pada tahun fiskal 2023 menjadi 800.000 kendaraan dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,13 juta.
Sementara produsen truk Hino Motors Ltd berencana untuk menyusun langkah-langkah untuk memulihkan penjualan di negara tersebut pada musim gugur ini.
Mazda Motor Corp mengatakan pada bulan lalu penjualannya di Tiongkok selama 3 bulan yang berakhir pada Juni turun 17% dibandingkan tahun sebelumnya.