Saat ini terdapat sekitar 50 perusahaan yang mengembangkan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dengan total investasi US$ 200 juta
Ditulis oleh redaksi pada September 12, 2023
Saat ini terdapat sekitar 50 perusahaan yang mengembangkan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dengan total investasi US$ 200 juta atau sekitar Rp 3 triliun.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya telah mengambil langkah signifikan dengan menerbitkan peta jalan pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai. Peta jalan ini menguraikan langkah-langkah kunci dalam pengembangan komponen vital, seperti baterai, motor listrik, dan konverter dalam upaya mewujudkan kendaraan listrik lebih efisien.
“Kemenperin telah membuat peta jalan untuk pengembangan baterai di bidang ini, termasuk baterai kendaraan listrik dan lainnya. Salah satu hal yang ingin dicapai pada 2030 adalah kendaraan listrik yang memiliki efisiensi tinggi dan local content sekitar 80% dari saat ini 40%,” kata Menperin di Jakarta, dikutip Investor Daily, Minggu (10/9/2023).
Pemerintah telah menetapkan target 1 juta mobil yang beroperasi pada 2035 merupakan EV, atau setara dengan penghematan 12,5 juta barel bahan bakar minyak (BBM) dan mengurangi CO2 sebesar 4,6 juta ton. Selain itu, ditargetkan 12 juta unit motor listrik beroperasi di tahun 2025, setara dengan pengematan 18,86 juta barel BBM dan pengurangan 6,9 juta ton CO2. “Pemerintah optimistis bahwa target tersebut dapat tercapai. Kami juga menyambut baik industri yang berminat memanfaatkan insentif yang tersedia dalam pengembangan kendaraan EV di Indonesia,” kata dia.
Untuk mencapai target ini, pemerintah telah menetapkan kebijakan progresif, termasuk pemberian stimulus fiskal dan insentif, serta mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional sehari-hari untuk entitas pemerintah pusat dan daerah.
Pemerintah menjalankan dua kebijakan utama untuk mengakselerasi penggunaan EV. Pertama, mengeluarkan bantuan pembelian kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) roda dua yang memenuhi persyaratan tingkat komponen dalam negeri minimal 40%. Kedua, memberikan potongan PPN DTP sebesar 5%-10% untuk KBLBB roda empat dan bus elektrik, tergantung pada kandungan lokal yang dimiliki.
Kemenperin juga bekerja sama dengan perusahaan yang bertanggung jawab untuk memproduksi baterai kendaraan listrik, di antaranya Indonesia Battery Corporation (IBC), perusahaan BUMN yang berperan dalam ekosistem battery electric vehicle (BEV) dan EV di Indonesia. Langkah-langkah progresif ini menjadi langkah strategis dalam mendukung visi Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam industri kendaraan listrik dan berkontribusi pada agenda global keberlanjutan.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menerangkan, Indonesia berpeluang menjadi pemasok global komponen kendaraan listrik global dalam kurun waktu kurang 20 tahun. Kuncinya, fokus melakukan penataan hulu ekosistem industri dalam negeri. Salah satunya terkait penyediaan bahan baku EV.
“Indonesia masih tergantung dengan impor material jenis baja, bahan baku baterai dan lainnya. Ekosistem ini yang perlu dikembangkan lebih dahulu untuk menjaga peluang kita menjadi rantai pasok global kendaraan listrik,” kata dia.
Kukuh menilai bahwa kondisi tersebut harus dipertimbangkan karena Indonesia saat ini bersaing secara ketat dengan Thailand dalam bidang industri dan pemasaran kendaraan bermotor di ASEAN. Gaikindo mencatat produksi kendaraan bermotor Indonesia sebanyak 794.000 unit pada September 2021, sementara Thailand memproduksi 1,2 juta unit kendaraan bermotor pada periode yang sama.