Sebagai pemain baru di industri otomotif, VinFast, produsen mobil dari Vietnam tentu ingin memperluas wilayah untuk memasarkan setiap model
Ditulis oleh redaksi pada Juli 19, 2023
Sebagai pemain baru di industri otomotif, VinFast, produsen mobil dari Vietnam tentu ingin memperluas wilayah untuk memasarkan setiap model yang mereka rilis.
Namun sayang, ekspansi yang dilakukan oleh mereka ke pasar Amerika Serikat, tampaknya tidak berjalan mulus. Hal ini dikarenakan, total penjualan yang mereka bukukan sepanjang Januari – Juni 2023, VinFast VF8 hanya terjual sebanyak 128 unit.
Dengan kondisi tersebut, tentu ini bukan iklim yang baik bagi VinFast untuk berada di Negeri Paman Sam. Terlebih jika melihat kompetitor yang harus dihadapi, di mana pasar ini memang lebih kental ‘local heroes’ lantaran mereka lebih memilih brand asli mereka.
Melansir informasi Insideevs, mobil nasional ini baru memasarkan model VF8 untuk kawasan California saja. Di mana, Golden State sendiri, merupakan wilayah yang masyarakatnya lebih memilih mobil listrik ketimbang versi konvensional.
Dari spekulasi yang dijabarkan lewat laman tersebut, mereka menjelaskan bahwa alasan utama yang membuat pasar otomotif Amerika Serikat tidak bersahabat karena sebagian besar segmen otomotif tidak mengenal brand ini. Di samping itu, terkait harga yang ditawarkan juga lebih mahal ketimbang brand lainnya seperti Ford, Volkswagen atau bahkan Hyundai.
Padahal, dalam ulasan yang diberikan oleh beberapa media Amerika Serikat, VinFast VF8 ini mendapat penilaian yang baik. Mereka menganggap model yang ditawarkan ini seperti produk yang terburu-buru.
“VF8 terasa seperti kendaraan prototipe yang berjarak satu tahun dari waktu peluncuran. Perlu kerja keras, Saya tidak percaya ini adalah kendaraan yang bisa Anda keluarkan dan dapat dibelai saat ini,’ jelas Steven Ewing, praktisi otomotif.
Meski pasar tersebut belum bisa menerima secara penuh kehadiran brand asal Vietnam ini. Namun, perusahaan telah mempersiapkan beberapa langkah lagi agar produk barunya dapat diterima baik oleh konsumen domestik.
Bahkan, produsen ini pun berencana untuk menghadirkan mobil listrik serta beberapa model crossover lainnya yang lebih kecil dan lebih terjangkau.
Meski dengan melakukan modifikasi mobil dapat meningkatkan daya tarik bagi yang melihat, namun hal tersebut bisa berdampak negatif saat mobil tersebut dijual dalam keadaan yang sudah dioprek.
Terlebih jika modifikasi mobil dilakukan secara asal-asalan, tidak mengacu ada acuan atau kiblat yang benar. Tentu saja hal ini akan membuat harga mobil menjadi anjlok saat akan dijual.
Hal ini diungkapkan oleh Vendri Iskar, Head of Centralized Purchase of Autopedia di Jakarta, beberapa waktu lalu. Dalam penjelasannya, tidak semua pembeli bisa menerima kondisi mobil yang sudah dirombak tampilannya.
“Kami juga melakukan pengecekan apakah mobil itu pernah didempul atau tidak gitu ya. Itu juga akan mengurangi harga. Kemudian dari faktor interior, juga sangat berpengaruh, apakah head unitnya masih ori atau tidak,” buka Vendri.
Ia menambahkan, bahkan modifikasi mobil ceper atau dipendekkan ground clearance, dapat memengaruhi harga yang akan dipasarkan oleh penjualnya.
Sehingga, hal tersebut menurut Vendri harus diperhatikan betul saat akan menjual mobil.
“Kadang konsumen itu pinginnya beli mobil standar saja, tidak diceperin gitu. Dan ini pasti akan menurunkan harga jualnya. Jadi banyak faktor sebenarnya untuk menjaga harga jual mobil tidak anjlok,” beber Vendri.
Bagi masyarakat yang akan menjual mobil bekas dan sudah dimodifikasi, alangkah lebih baik mengubah tampilan mobil menjadi semula. Atau, penjual tetap memberikan part asli yang dibutuhkan untuk berjaga-jaga pemilik baru ingin merestorasi ke tampilan awal.