Terputar

Title

Artist


Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak sejumlah media sosial, khususnya TikTok dan Snapchat, untuk menghapus video-video kerusuhan dan kekerasan di negaranya.

Ditulis oleh pada Juni 30, 2023

Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak sejumlah media sosial, khususnya TikTok dan Snapchat, untuk menghapus video-video kerusuhan dan kekerasan di negaranya.

Menurut Macron, video-video kekerasan itu memicu warga lain, terutama remaja, untuk meniru aksi serupa di seluruh negeri. Terkait itu, Presiden Macron juga meminta para orang tua untuk mengawasi anak-anak mereka, terutama yang berusia remaja, untuk tidak ikut-ikutan aksi kekerasan.

Hal itu dikatakan Presiden Emmanuel Macron setelah melakukan rapat darurat dengan para menteri dan pejabat lainnya di Paris, Prancis, Jumat (30/6/2023). Macron mempercepat kunjungannya dari KTT Uni Eropa di Brussel.

Pada kesempatan itu, Macron mengatakan, media sosial memainkan peran penting dalam penyebaran kerusuhan di sejumlah kota di Prancis. Kerusuhan dipicu oleh aksi penembakan yang mematikan seorang polisi terhadap remaja berusia 17 tahun pada Selasa (27/6/2023).

Macron mengatakan, dia ingin media sosial, seperti Snapchat dan TikTok, menghapus konten sensitif. Sebab, menurutnya, kekerasan yang terjadi seperti “sedang diatur” secara daring melalui media sosial.

“Kadang-kadang, kami merasa bahwa beberapa dari mereka (para remaja) hidup di jalanan dengan video game yang telah memabukkan mereka,” ujar Macron tentang banyaknya remaja yang terlibat dalam kerusuhan itu.

Sejumlah mobil terbakar setelah pawai untuk Nahel, remaja 17 tahun yang ditembak polisi, di Nantere, di luar Paris, Kamis, 29 Juni 2023.

Para pengunjuk rasa mendirikan barikade, menyalakan api dan menembakkan kembang api ke arah polisi. Aksi itu ditanggapi aparat dengan melepaskan tembakan gas air mata dan meriam air di jalan-jalan sejumlah kota Prancis.

Perkembangan terakhir, sudah lebih dari 875 orang ditangkap dan sedikitnya 200 petugas polisi terluka dalam kekerasan yang terjadi di sejumlah kota.

Aksi kekerasan itu dipicu oleh penembakan terhadap Nahel, 17 tahun, oleh seorang polisi. Polisi saat itu hendak memeriksa Nahel yang mengemudikan mobil bersama rekannya.

Seorang kerabat Nahel tersebut mengatakan, keluarganya adalah keturunan Aljazair. Wali Kota Nanterre, Patrick Jarry mengatakan, Nahel akan dimakamkan pada Sabtu (1/7/2023).


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan