Terputar

Title

Artist


Masalah sampah plastik memang jadi kendala yang sulit terpecahkan yang menimbulkan permasalahan bagi lingkungan yang merusak ekosistem di seluruh dunia

Ditulis oleh pada Juni 28, 2023

Masalah sampah plastik memang jadi kendala yang sulit terpecahkan yang menimbulkan permasalahan bagi lingkungan yang merusak ekosistem di seluruh dunia.

Pasalnya, sampah plastik ternyata sulit diurai bahkan umurnya bisa mencapai 1000 tahun sehingga perlu ada inovasi untuk menekan dampak kerusakan lingkungan yang timbul dari sampah plastik.

Berdasarkan data dari EPA ada 8,6 miliar ton plastik yang sudah kita produksi hingga sekarang. Sementara itu, hanya 91,3% plastik yang berhasil melewati proses recycle. Dengan demikian, kita membutuhkan solusi baru untuk mengatasi permasalahan sampah plastik yaitu plastik biodegradable.

“Plastik biodegradable merupakan produk plastik yang ramah lingkungan yang lahir dari hasil pengembangan para ahli, di mana tujuan utamanya adalah membuat plastik yang punya kualitas yang sama dengan plastik yang biasa kita pakai namun dapat terurai dengan cepat di lingkungan dengan cara yang alami saat terkena panas dan oksigen,” ungkap Head of Sales and Marketing Greenhope, Arsika Ahmad saat menggelar jumpa pers di Jakarta, Selasa (27/6/2023).

Ditambahkannya, plastik biodegradable yang mereka kembangkan ini bisa terurai secara alami dalam jangka waktu enam bulan hingga lima tahun sehingga memiliki dampak negatif akibat kerusakan lingkungan dan polusi yang terjadi.

“Plastik yang biodegradable mulai rusak saat terkena paparan sinar matahari ataupun sinar ultraviolet. Jika plastik jenis ini ditangani dengan benar, plastik berpotensi bertahan selama bertahun-tahun. Dimana dalam pengembangannya kami menemukan bahwa kami membutuhkan setidaknya 4R; mengurangi, menggunakan ulang, mendaur ulang, dan memulihkan atau mengembalikan ke bumi,” terangnya.

Dengan solusi yang ditawarkan Greenhope ini, pihaknya masih terus berupaya mengedukasi masyarakat untuk sama-sama menjaga dan melestarikan lingkungan yang rusak akibat sampah plastik konvensional yang sulit terurai.

“Kami perlu menjaga keseimbangan tiga hal saat ini, yaitu keterjangkauan agar dapat diadopsi secara ekonomis oleh masyarakat lokal, fungsionalitas sesuai kebutuhan, dan efektivitas lingkungan untuk sumber daya terbarukan, dengan jejak karbon yang lebih rendah dan mudah terdekomposisi pada akhir siklus hidupnya. Dan dengan edukasi yang terus kita lakukan, diharapkan akan terjadi pergeseran menuju penggunaan plastik yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan di masa depan, sehingga dapat melindungi ekosistem dan alam yang kita cintai yakni dengan menggunakan plastik biodegradable yang merupakan plastik yang ramah lingkungan,” tandasnya.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan