Presiden Joko Widodo atau Jokowi tercatat mengucapkan kata cawe-cawe sebanyak tujuh kali saat menggelar pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media nasiona
Ditulis oleh redaksi pada Mei 30, 2023
Presiden Joko Widodo atau Jokowi tercatat mengucapkan kata cawe-cawe sebanyak tujuh kali saat menggelar pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media nasional, di Istana Negara, Senin (29/5/2023). Hal ini seakan Jokowi ingin menegaskan aksi cawe-cawenya semata untuk kepentingan bangsa dan negara.
“Ada statement beliau yang menarik hari ini, yaitu beliau ingin cawe-cawe, itu bahasa Jawa ya. Kalau dalam bahasa Indonesia itu ikut campur dalam kepentingan bangsa. Itu yang beliau ungkapkan berulang kali, kenapa beliau sangat concern terhadap kepentingan bangsa. Beliau ingin konsistensi pembangunan, Indonesia tidak terpuruk kembali, dan berharap saat ini Indonesia dikatakan sangat dipercaya di mata dunia,” ujar Direktur Pemberitaan B-Universe Apreyvita Wulansari usai menghadiri pertemuan Jokowi dengan sejumlah pemimpin redaksi di Istana Negara Jakarta.
Saat ini, lanjutnya, Indonesia sudah dipandang dunia. Hal ini terbukti saat Indonesia dipercaya menggelar event internasional dari G-20 hingga KTT ASEAN. Bahkan, dalam sejumlah pertemuan internasional, Indonesia selalu diperhitungkan.
“Mungkin teman-teman ingat beberapa waktu yang lalu, Pak Jokowi dipanggil oleh beberapa kepala negara saat di Hiroshima, Jepang. Itu menunjukkan bahwa Indonesia memiliki power, bukan hanya di Asia tetapi di seluruh dunia. Menurut saya poin yang ingin disampaikan Pak Jokowi itu untuk masalah beliau ikut campur dalam hal apa, concern-nya untuk bangsa, saya akan melakukan apa saja,” katanya.
Dari rilis yang diterima dari Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden Bey Machmudin dijelaskan maksud dari ucapan tersebut, Jokowi ingin memastikan Pemilu 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan adil.
“Presiden berkepentingan terselenggaranya pemilu dengan baik dan aman, tanpa meninggalkan polarisasi atau konflik sosial di masyarakat,” ujarnya.
Presiden ingin, lanjutnya, pemimpin nasional ke depan dapat mengawal dan melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis seperti pembangunan IKN, hilirisasi, transisi energi bersih, dan lain-lain.
“Presiden mengharapkan seluruh peserta pemilu dapat berkompetisi secara free dan fair, karenanya Presiden akan menjaga netralitas TNI Polri dan ASN,” urainya.
Presiden juga ingin pemilih mendapat informasi dan berita yang berkualitas tentang peserta pemilu dan proses pemilu sehingga akan memperkuat kemampuan pemerintah untuk mencegah berita bohong atau hoax, dampak negatif AI, hingga black campaign melalui media sosial atau online.
Terkait pilihan rakyat untuk Pemilu 2024, Jokowi akan menghormati dan menerima pilihan rakyat dan akan membantu transisi kepemimpinan nasional dengan sebaik-baiknya.