Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menanggapi belum signifikannya penjualan mobil listrik di Indonesia
Ditulis oleh redaksi pada Mei 25, 2023
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menanggapi belum signifikannya penjualan mobil listrik di Indonesia, meski pun pemerintah sudah menggulirkan program insentif untuk pembelian mobil listrik.
Menurut Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi, masih sepinya minat masyarakat untuk membeli mobil listrik lantaran kendaraan listrik masih tergolong baru di Indonesia. Apalagi saat ini baru ada dua merek yang mendapatkan insentif, yaitu Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air Ev. Kedua mobil tersebut telah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan insentif dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40%.
“Kalau barangnya yang dikasih (insentif, Red) itu adalah barang yang sudah eksis di Indonesia, harusnya jalan. Saya kasih contoh, waktu 2020 terjadi pandemi Covid-19, kami berdiskusi dengan pemerintah, akhirnya di Januari 2021 kita telurkan yang namanya subsidi atau pengurangan pajak barang mewah untuk produk yang sudah dijual di Indonesia. Langsung penjualannya loncat. Tetapi kalau mobil listrik, ini kan barang baru. Hidrogen disubsidi belum tentu laku di Indonesia. Jadi beda situasinya,” kata Nangoi di acara konferensi pers penyelenggaraan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023, di Jakarta, Rabu (24/5/2023).
Nangoi mengatakan, langkah yang dilakukan pemerintah saat ini untuk mendukung akselerasi mobil listrik sebetulnya sudah tepat. Tidak sekadar pemberian subsidi, infrastrukturnya juga mulai dibenahi, salah satunya membangun stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
Gaikindo sendiri salah satu perannya adalah mensosialisasikan manfat mobil listrik kepada lebih banyak masyarakat. Apalagi saat ini masih ada kekhawatiran dari masyarakat dalam membeli mobil listrik.
“Kita edukasi terus keuntungan dan kerugiannya. Karena penduduk Indonesia itu kalau beli mobil, baru mau beli mobil hari ini sudah langsung nanya harga jual mobil bekasnya nanti seperti apa. Kita belum tahu harga mobil listrik bekas. Jadi walau harganya dikasih turun 10%, tapi kalau saat dijual turunnya 50%, nanti dulu. Begitu kira-kira. Jadi harus kita yakinin terus, pelan-pelan,” kata Nangoi.