Platform audio-chat Clubhouse sempat populer saat puncak pandemi Covid-19. Namun, popularitasnya belakangan semakin meredup
Ditulis oleh redaksi pada April 29, 2023
Platform audio-chat Clubhouse sempat populer saat puncak pandemi Covid-19. Namun, popularitasnya belakangan semakin meredup. Dampaknya, separuh karyawannya terpaksa dirumahkan atau mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dilansir dari Engadget, Jumat (28/4/2023), pendiri Clubhouse Paul Davison dan Rohan Seth dalam sebuah surat yang dibagikan kepada karyawannya mengatakan bahwa mereka akan merampingkan organisasi perusahaan lebih dari 50% dan mengucapkan selamat tinggal kepada banyak rekan tim yang berbakat dan berdedikasi.
Menariknya, Davison dan Seth mengatakan bahwa perusahaan, yang dilaporkan bernilai US$ 4 miliar pada tahun 2021, masih didanai dengan baik. Keduanya juga menegaskan mereka tidak merasakan tekanan langsung yang memaksanya mengurangi biaya.
Popularitas Clubhouse meledak di awal tahun 2021 saat banyak orang merasa terisolasi secara sosial akibat pandemi. Aplikasi ini mampu menarik nama-nama besar seperti Elon Musk dan Oprah untuk obrolan audio langsungnya, yang semakin membantu mendorong kesuksesan awalnya.
Belakangan, Davison akhirnya mengakui bahwa pertumbuhan Clubhouse datang “terlalu cepat”, dan penggunaan menurun di tengah pesaing yang mengkloning layanannya. Apalagi pandemi Covis-19 juga mulai mereda dan aktivitas masyarakat kembali normal. Dalam suratnya kepada para staf dan karyawan, Davison dan Seth juga menyinggung masalah ini.
“Karena dunia telah terbuka pasca-Covid, semakin sulit bagi banyak orang untuk menemukan teman mereka di Clubhouse dan memasukkan percakapan panjang ke dalam kehidupan sehari-hari mereka. Untuk menemukan perannya di dunia, produk perlu berevolusi. Untuk memperbaikinya, kami perlu mengatur ulang perusahaan, menghilangkan peran, dan menurunkannya ke tim yang lebih kecil dan berfokus pada produk,” tegas Davison dan Seth.