Kejahatan siber merupakan tindakan kriminal yang menggunakan perangkat elektronik dan koneksi internet
Ditulis oleh redaksi pada April 17, 2023
Kejahatan siber merupakan tindakan kriminal yang menggunakan perangkat elektronik dan koneksi internet. Untuk itu, literasi digital masih perlu digaungkan untuk mencegah hal tersebut terjadi.
Secara global, indeks kesenjangan kecakapan digital atau (DSGI) Indonesia pada 2021 berada di angka 5,2 yakni ada di peringkat ke-47 dari 134 negara. Sementara Indeks Literasi Digital Indonesia pada 2021 berada pada angka 3,34 yang ada di level sedang.
“Disebutkan interaksi digital mendekati baik, namun kesadaran perlindungan data dan perangkat digital masih rendah,” ungkap Relawan Mafindo Yogyakarta, Fununun Nisha ketika menjadi narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk komunitas di Kalimantan belum lama ini.
We Are Social dan HootSuite pada awal 2023 mengungkap bahwa pengguna internet di Indonesia terus bertambah dan kini sudah mencapai 212,9 juta atau 77 persen dari total populasi. Dengan pertumbuhan itu, maka masyarakat Indonesia ikut dituntut untuk menambah penguasaan kecakapan digital.
Selain kecakapan digital yang harus terus ditingkatkan, terdapat ancaman kejahatan siber yang harus diwaspadai. Kejahatan siber sendiri adalah jenis kejahatan yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi tanpa batas serta memiliki karakteristik yang kuat dengan sebuah rekayasa teknologi dengan mengandalkan tingkat keamanan yang tinggi dan kredibilitas dari informasi yang disampaikan dan diakses oleh pelanggan internet.
Beragam model kejahatan siber di Indonesia antara lain pemalsuan surat atau dokumen penting, propaganda terorisme melalui internet. Modus lainnya yang sering ditemui adalah mengubah tampilan web untuk tujuan tertentu, merusak sistem keamanan komputer hingga mencuri informasi melalui strip magnetik kartu debit atau kredit.
Di tempat yang sama, Digital Marketing Bersertifikat BNSP, Eko Sugiono juga mengungkapkan perkembangan teknologi informasi di dunia yang terus berkembang membuat perubahan gaya hidup masyarakat. Terutama aktivitas keuangan digital yang masih dianggap berisiko tinggi.
“Penting sekali kesadaran keamanan digital, supaya kita aman, nyaman saat berselancar di dunia online dan yang paling penting kita terjaga dari potensi hal tidak baik,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasinya, pengguna harus mengidentifikasi serta memakai berbagai jenis fitur untuk mengamankan perangkat digital. Sebagai pengguna, maka harus selalu waspada dengan saldo dan transaksi tidak wajar di mobile banking maupun akun marketplace.
Tanda-tanda serangan siber bisa diidentifikasi misalnya yang paling sering tiba-tiba pengguna mendapatkan pesan melalui email, whatsapp, dan sms. Biasanya ancaman berupa phising ini juga menyertakan tautan yang seharusnya jangan asal di klik oleh pengguna sebab ketika mengklik, data pribadi di ponsel biasanya diretas atau dicuri.Sebagai informasi, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.