Seorang pegawai bank bersenjatakan senapan menembak mati lima rekannya dan melukai sembilan orang lainnya di tempat kerjanya di Louisville, AS,
Ditulis oleh redaksi pada April 11, 2023
Seorang pegawai bank bersenjatakan senapan menembak mati lima rekannya dan melukai sembilan orang lainnya di tempat kerjanya di Louisville, AS, sambil siaran langsung aksinya di media sosial, pada Senin (10/4/2023).
Motif aksi yang dilakukan pegawai bank itu masih belum jelas. Namun CNN melaporkan, mengutip sumber dari penegak hukum, mengatakan pelaku penembakan telah diberitahu bahwa dia akan dipecat.
Polisi Louisville mengidentifikasi penembak sebagai Connor Sturgeon (23), yang bergabung dengan cabang pusat dari Old National Bank sebagai karyawan tetap tahun lalu.
Sturgeon dibesarkan di Indiana selatan, di utara Louisville, menurut halaman Facebook milik ibunya. Anak tertua dari dua bersaudara, dia bersekolah di Floyds Central High School di Floyds Knobs, Indiana, di mana dia menjadi atlet lari dan bermain bola basket untuk tim yang dilatih ayahnya, Todd. Dia mendaftar di University of Alabama pada tahun 2016 sebagai mahasiswa bisnis.
Sturgeon magang di bank selama tiga musim panas dari 2018 hingga 2020 sebelum menjadi karyawan tetap pada 2022 sebagai bankir portofolio, menurut halaman profil LinkedIn-nya. Dia tidak memiliki catatan kriminal dengan polisi Louisville.
“Ini adalah tindakan kekerasan jahat yang ditargetkan,” kata Craig Greenberg, Wali Kota Louisville, sebuah kota berpenduduk 625.000, kepada wartawan di pengarahan tersebut. Greenberg mengatakan dia juga berteman dengan Elliot, yang pernah mengerjakan kampanye transisi walikota.
Ini bukan pertama kalinya amukan senjata disiarkan langsung oleh pelaku penembakan.
Seorang pria bersenjata yang membunuh 10 orang dalam penembakan bermotivasi rasial di sebuah supermarket Buffalo, New York, pada Mei 2022 sambil menyiarkan langsung serangannya, seperti halnya penyerang yang membunuh 51 orang pada Mei 2019 di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru .
Penembakan massal telah menjadi hal yang biasa di Amerika Serikat, bahkan di tahun 2023 tercatat telah ada 146 kasus.