Terputar

Title

Artist


Pencegahan dan Penanggulangan Virus Flu Babi Afrika

Ditulis oleh pada Maret 14, 2023

Virus flu babi Afrika saat ini sedang ramai di bicarakan di kancah global. Pasalnya virus ini sudah banyak menjangkit hewan ternak babi, salah satunya ternak di povinsi Cebu, Filipina. Apa itu flu babi Afrika? Lalu bagaimana penyebarannya? Simak penjelasan berikut ini.

African Swine Fever (ASF) atau yang dikenal flu babi Afrika merupakan penyakit virus pada babi yang mematikan. Virus ini mematikan karena saat ini belum ada vaksin atau obat untuk mencegah atau mengobati flu babi Afrika. Flu babi Afrika merupakan penyakit yang hampir sama dengan demam babi kasik yang hanya dapat dibedakan dengan penelitian laboratorium.

Flu babi Afrika merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus DNA kompleks yang hanya menyerang spesies babi, baik babi hutan yang liar maupun babi lokal di peternakan. Awalnya, ASF hadir di Afrika. Itu sebabnya penyakit ini dikenal dengan nama flu babi Afrika. Selain karena belum ada obat flu babi Afrika, yang membuat virus ASF ini berbahaya adalah ketahanannya terhadap segala macam kondisi lingkungan.

Pada hewan yang terpapar virus ini, gejalanya ditandai dengan:

  • Demam
  • Nafsu makan menurun
  • Tampak lesu dengan kurang energi
  • Pendarahan dari telinga dan panggul.

Kematian mendadak hanya masalah waktu jika hewan ternak sudah mengalami serangkaian gejala tadi. Dalam kasus yang parah, babi yang terinfeksi ASF dapat mati dalam waktu 10 hari setelah terpapar virus. Dalam kurun waktu tersebut, babi tidak menunjukan tanda-tanda klinis yang khas.

Penyebaran Flu Babi Afrika
Belum ada data yang menyebutkan penyakit ini dapat menular terhadap manusia. Namun bagi babi ternak yang sehat, penularan ASF dapat terjadi dengan cara:

  • Kontak langsung dengan babi yang terinfeksi.
  • Digigit oleh kutu atau serangga yang terinfeksi.
  • Proses pemindahan babi yang terinfeksi secara tidak aman.
  • Peralatan peternakan.
  • Pembuangan bangkai babi yang terinfeksi secara tidak diproses dengan baik.

Pencegahan dan Penanggulangan Virus Flu Babi Afrika

Untuk babi yang terjangkit penyakit ASF, diperlukan isolasi bagi hewan sakit tersebut dan perlu dilakukan pengosongan kandang selama dua bulan guna menghilangkan sisa-sisa virus. Untuk babi yang mati karena penyakit ASF dimasukan ke dalam kantong dan secepatnya dikubur oleh petugas guna mencegah penularan yang lebih luas. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat mencegah atau mengatasi terjadinya flu babi Afrika.

Sejauh ini langkah yang bisa diambil untuk mencegah terjadinya ASF adalah melalui biosekuriti dan manajemen peternakan yang baik serta pengawasan yang ketat dan intensif pada area yang berisiko tinggi. Laboratorium Kementerian Pertanian yaitu balai veteriner dan veteriner di seluruh Indonesia telah melakukan rapid test melalui kompetensi petugas dan penyediaan reagen untuk mendiagnosa ASF yang mampu menguji standar internasional.

Kebijakan yang lebih ketat terhadap impor produk-produk babi, terutama dari negara-negara yang terkena dampak ASF, sedang ditinjau. Pemerintah mengimbau provinsi- provinsi yang memiliki peternakan babi dengan jumlah tinggi seperti NTT, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Bali, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Riau dan Papua untuk lebih waspada dan bersiap menghadapi kemungkinan flu babi Afrika.

Hal penting yang harus dilakukan juga adalah sosialisasi kepada peternak dan mengedukasi pimpinan daerah tentang ancaman ASF.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan