In The Name of God: A Holy Betrayal mendadak ramai diperbincangkan karena dianggap menuai kontroversi
Ditulis oleh redaksi pada Maret 8, 2023
In The Name of God: A Holy Betrayal mendadak ramai diperbincangkan karena dianggap menuai kontroversi. In The Name of God: A Holy Betrayal merupakan serial dokumenter besutan MBC ini sudah tayang di Netflix.
Diangkat berdasarkan kisah nyata, In The Name of God: A Holy Betrayal merupakan serial yang mengangkat tentang sekte sesat di Korea Selatan dan diungkap ke publik melalui korban yang selamat.
In The Name of God: A Holy Betrayal menceritakan tentang empat kultus atau sekte sesat yang bahkan hingga saat ini masih beroperasi. Bahkan, dua dari kultus tersebut pun masih berkeliaran.
Terdiri dari delapan episode, serial In The Name of God: A Holy Betrayal ini mengangkat tentang JMS, Lima Samudra, Taman Bayi dan Gereja Manmin. Masing-masing sekte dipimpin oleh ketua yang terkenal akan kekejamannya.
Mengutip dari berbagai sumber, berikut ini fakta menarik dari In The Name of God: A Holy Betrayal yang berhasil dikumpulkan oleh Beritasatu.com.
1. Mengungkap sisi gelap Korea Selatan
Adanya serial In The Name of God: A Holy Betrayal ini membuat publik akhirnya mengetahui sisi gelap dari negeri ginseng tersebut. Terlebih dari sisi keagamaan. Pasalnya, setiap sekte dari serial ini membahas sejarah, pendiri, mantan anggota bahkan kontroversi yang terjadi di dalamnya. Hal paling mengerikan adalah setiap sekte dipimpin oleh ketua yang bengis.
2. In The Name of God: A Holy Betrayal menceritakan kisah nyata empat sekte
Diceritakan dalam film ini terdapat empat orang ketua sekte yang mendirikan alirannya masing-masing. Tokoh utama dari organisasi berkedok agama sesat itu dipimpin oleh Jeong Myeongseok, Park Sunja, Kim Ki-Soon, serta Lee Jaerock.
Jeong Myeongseok pemilik Sekte Providence yang diketahui masih aktif sampai saat ini. Bahkan mereka memiliki pengikut yang vokal menyerang anti organisasi tersebut.
Park Sunja merupakan pemilik Lima Samudra, sebuah perusahaan yang memproduksi kerajinan tangan dan pernah mendapat penghargaan dari pemerintah.
Sementara itu, Kim Ki Soon merupakan wanita yang memiliki pemukiman khusus untuk dirinya dan pengikutnya bernama taman bayi. Dia memiliki perusahaan modern yang terkenal di kalangan pecinta Kpop.
Terakhir, adalah Lee Jaerock yang merupakan pendeta dari Gereja Manmin dan memiliki pengikut melebihi jumlah Jeong Myeongseok.
3. Melakukan tindakan kriminal
Dalam serial In The Name of God: A Holy Betrayal, keempat sekte diketahui melakukan tindakan kriminal terhadap para pengikutnya. Tindakan tersebut meliputi pemerkosaan, kekerasan fisik, eksploitasi manusia, pencucian otak dan juga pembunuhan. Serial ini memfokuskan pada kejahatan yang mereka lakukan selama membina sekte tersebut.
4. Satu kepala sekte telah tewas
Dari keempat pemimpin sekte sesat ini, hanya Park Sunja yang sudah meninggal dunia bersama dengan 31 pengikutnya. Menurut keterangan pihak kepolisian mereka semua meninggal karena mengalami luka-luka.
Untuk diketahui aliran sesat ini sudah ada sejak tahun 1990 dan 2000-an. Korban yang tidak mau buka suara diduga masih banyak hingga kini. Bahkan sebetulnya kejahatan mereka sudah dipublikasikan jauh sebelum Netflix menayangkannya.
Sayang, karena korban tidak memiliki bukti kuat, kejahatan mereka sejauh ini tidak bisa diproses secara hukum. Mereka juga pandai berkelit ditambah pendukung dipaksa untuk tutup mulut atas kejahatan yang sekte mereka lakukan.
Salah satu pemimpin sekte yang kini dalam proses pengadilan adalah Jeong Myeongseok. Diketahui dia pertama kali dipenjara pada tahun 1999 kemudian dibebaskan pada 2018. Setelah keluar dari penjara, bukannya berubah, Jeong Myeongseok kembali melakukan pemerkosaan kepada sejumlah wanita.
Salah satu korbannya melaporkan tindakan keji tersebut sehingga membuat Jeong Myeongseok kembali berurusan dengan polisi, Hingga kini Jeong Myeongseok masih mengajukan banding terhadap kasusnya tersebut.
Sementara itu, Kim Ki Soon didakwa atas pembunuhan anak-anak yang merupakan pengikutnya sendiri. Sayang, jasad anak tersebut sudah menjadi abu dan kepolisian sulit untuk mendapatkan bukti.
Kim Ki Soon dijatuhi empat tahun penjara atas peristiwa tersebut. Namun saat ini wanita tersebut telah bebas.
Terakhir adalah Lee Jaerock yang dijatuhi hukuman 16 tahun penjara karena ada korban yang melaporkan kasus pemerkosaan tersebut.
5. Serial In The Name of God: A Holy Betrayal sempat batal tayang
Sebelum menjadi trending hari ini, serial In The Name of God: A Holy Betrayal sempat mengalami tuntutan dari salah satu ketua sekte yakni Jeong Myeong Seok. Dia merasa serial dokumenter tersebut tidak berdasar. Namun tuntutan itu ditolak oleh pengadilan dan Netflix diizinkan menayangkan serial In The Name of God: A Holy Betrayal tersebut.
6. Butuh waktu tiga tahun memproduksi In The Name of God: A Holy Betrayal
Bukan perkara mudah memproduksi serial In The Name of God: A Holy Betrayal ini. Pasalnya, narasumber yang juga menjadi korban membutuhkan waktu untuk menceritakan kenangan buruk tersebut. Tim produksi sempat menghentikan proses perekaman karena beberapa korban mengalami sakit dan gangguan mental lainnya. Bahkan ada yang mengalami ancaman dari pengikut sekte lainnya.