Terputar

Title

Artist


Setiap orangtua menginginkan anak yang cerdas, namun bukan hanya cerdas dalam pelajaran melainkan berbagai hal

Ditulis oleh pada Oktober 8, 2022

Setiap orangtua menginginkan anak yang cerdas, namun bukan hanya cerdas dalam pelajaran melainkan berbagai hal. Salah satu cara yang sering dilakukan orangtua adalah meminta anak untuk belajar dan membaca tetapi kegiatan tersebut masih dinilai kurang. Sebagai tambahan para orangtua dapat mengasah otak anak melalui berbagai permainan.

Melansir dari parenting.firstcry.com otak anak perlu dirangsang melalui kegiatan yang menyenangkan, salah satunya kegiatan dalam bentuk permainan. Kegiatan mengasah otak ini sama seperti latihan fisik karena otak membutuhkan bentuk stimulasi untuk meningkatkan pemikiran analitis, kreativitas, dan pemecahan masalah.

Dibawah ini merupakan permainan yang dapat dicoba oleh orangtua, seperti:

1. Sudoku

Sudoku merupakan permainan yang sangat terkenal di kalangan masyarakat, semua usia dapat memainkan permainan ini. Sudoku dapat meningkatkan fungsi otak dengan mengisi semua nomor yang hilang pada kotak, meski terlihat sederhana permainan ini membutuhkan fokus yang menantang untuk mengisi angka tersebut.

2. Teka-teki

Teka-teki adalah salah satu permainan yang dapat mengasah otak anak. Biasanya dalam memainkan permainan ini orangtua tidak perlu melakukan pengawasan kepada anak, sehingga biarkan anak penasaran untuk memainkannya. Permianan ini dapat membantu perkembangan otak ketika dengan membangun penalaran spasial serta koordinasi tangan dan tangan pada anak.

3. Rubik

Rubik merupakan salah satu permainan yang dapat membuat siapa pun yang memainkannya menjadi pusing, permainan ini menguji kemampuan penggunanya untuk mengoordinasikan fokus. Permainan ini akan terasa mudah jika telah dikuasai karena penggunanya hanya perlu menyelesaikan kubus dalam waktu yang singkat. Rubik dapat menjadi salah satu pilihan permaian yang dapat dimainkan oleh anak-anak.

4. Permainan Papan

Permainan papan seperti Ular Tangga, Monopoli, Othello, dan Catur merupakan permainan yang cocok untuk mengasah otak anak dan meningkatkan keterampilan sosial. Permianan ini biasanya dimainkan secara berkelompok, sehingga Sahabat Fimela dapat berpartisipasi atau sekadar menemani anak untuk bermain.

5. Teka Teki Silang

Teka teki silang merupakan permainan yang dapat mengasah otak anak. Untuk memainkan ini, sahabat Fimela dapat bermain bersama anak secara bergantian untuk menciptakan suasana bermain yang seru.

Permainan ini adalah permainan klasik yang sudah ada dari zaman dulu, biasanya terdapat di bagian akhir majalah, koran, atau buku khusus teka teki silang. Namun, saat ini sahabat Fimela dapat menemukannya secara online di berbagai platform.

6. Lego

Lego merupakan permainan anak yang edukatif, tidak hanya memberikan edukasi terhadap anak permainan yang berbentuk kepingan yang terpisah-pisah ini dapat bermanfaat dalam mengasah otak anak. Tak hanya itu permainan ini dapat meningkatkan imajiasi anak ketika mereka menyusun kepingan lego menjadi bentuk atau karakter tertentu.

Hal yang perlu diingat orangtua saat bermain permainan otak bersama anak

Saat pertama kali memulai permainan mengasah otak, biasanya anak-anak tidak selalu merespon dengan baik karena anak hanya ingin bersenang-senang untuk memainkan permainan tersebut. Berikut adalah beberapa hal yang harus diterapkan oleh orangtua saat memperkenalkan permianan mengasalh otak kepada anak.

1. Bersabarlah 

Ketika memulai permainan pertama kali, anak mungkin tidak memahami apa yang harus dilakukan serta bagaimana cara memulainya. Oleh karena itu orangtua harus bersabar untuk mengajari anak permainan mengasah otak, serta mendampingi anak ketika memelajari permainan tersebut.

2. Tambah peserta

Terkadang, jumlah peserta dapat mendorong anak untuk memainkan permainan otak. Orangtua dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dengan berpartisipasi dan menyiapkan beberapa snack untuk meriahkan permainan asah otak.

3. Turut berpartisipasi

Saat mengajari anak terkadang orangtua dapat merasa bosan, sehingga meninggalkan anak sendirian untuk bermain. Namun, orangtua tidak boleh terus-terusan melakukan hal tersebut karena dapat membuat anak malas bermain lagi. Orangtua harus sesering mungkin berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh anak.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan