Mendengar Lebih Banyak Daripada Bicara: Pakailah Mulut Untuk Bertanya
Ditulis oleh redaksi pada Oktober 5, 2022
Filosofi Minang bahwa alam takambang jadikan guru merupakan filosofis hidup bijak seorang Minang. Baik di nagari sendiri maupun di rantau filosofis itu dipakai.
Sehingga orang Minang sukses berniaga sebagaimana yang dianjurkan oleh Rasulullah. Hanya orang Cina saingan terberat orang Minang di nusantara.
Turunan atau derivasi dari kedua Filosofi di atas adalah dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Sehingga orang Minang, dimanapun berada aman, nyaman dan tenang berusaha.
Orang Minang yang bijak akan lebih banyak mendengar orang bicara daripada bicara. Mereka tahu, bahwa fungsi kedua telinga adalah mendengar, memperhatikan, menyimak setelah itu diolah dalam pendalaman pikiran.
Saring dahulu sebelum sharing merupakan ciri khas orang bijak. Karena sebelum dilontarkan oleh mulut (lisan) dan tulisan sudah menjadi panah yang menembus sasaran.
Ada kisah seseorang yang ingin menemui seorang pengacara Merah atau Pengacara Rakyat. Ia beberapa kali menelpon untuk menghubungi orang dicari.
Titik ordinat lokasi sudah di-tag di google. Karena tidak bisa dihubungi lantaran hp silent dan mungkin saja ada kesibukan dari orang dicari, sehingga orang itu hanya membuat visual dan audio bahwa sudah sampai di titik lokasi.
Tentu saja pekerjaan ini sia-sia.Pertama, karena ia tidak mau mendengar penjelasan sebelumnya dari orang yang dicari. Kedua, karena ia tidak mau bertanya pada orang yang beraktivitas sekitar titik ordinat sehingga tidak bertemu dimana rumah yang dicari. Ketiga, karena jauh sebelumnya ia pun sudah cidera janji. Bisa jadi ia kena apes atas perbuatannya sendiri.