Pengelolaan sampah masih menjadi persoalan besar di Indonesia. Diketahui, jumlah sampah secara nasional mencapai 23-48 juta ton per tahun
Ditulis oleh redaksi pada September 25, 2022
Pengelolaan sampah masih menjadi persoalan besar di Indonesia. Diketahui, jumlah sampah secara nasional mencapai 23-48 juta ton per tahun
Jumlah tersebut didominasi oleh sampah rumah tangga sebesar 41,01%, sektor perniagaan sebesar 19,48%, dan pasar sebesar 16,04%.
Sedangkan untuk komposisi sampah berdasarkan jenis, terdiri atas sampah organik sebesar 41,92%, nonorganik 50,5%, dan lainnya sebesar 7,58%.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) Yulius MA mengungkapkan, berdasarkan data yang dirilis oleh Economist Intelligence Unit (EIU), Indonesia merupakan penghasil limbah sampah tertinggi kedua di dunia, yaitu 300 kilogram per orang per tahun.
“Sampah dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena berdampak pada berbagai dimensi kehidupan. Sebanyak 40,5% dari total sampah adalah sampah sisa makanan dengan sumber terbesar berasal dari sampah rumah tangga. Lalu, 62% limbah makanan terbanyak merupakan sayuran karena lebih mudah rusak dan membusuk,” kata Yulis dalam webinar yang digelar Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI), Sabtu (24/9/2022).
Menurut Yulis, perlu sinergisitas dan kolaborasi dalam pengolahan sampah secara terpadu. Pemerintah sendiri telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 97 tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Dalam hal ini, Kemenkop UKM memiliki peran dalam kegiatan pemanfaatan kembali sampah rumah tangga (SRT) dan sampah sejenis sampah rumah tangga (SSRT), peningkatan kapasitas kepemimpinan kelembagaan dan SDM melalui advokasi pengurangan SRT dan SSRT, hingga pelaksanaan training of trainer melalui kegiatan daur ulang SRT dan SSRT.
“Saat ini, Kemenkop UKM terus mendorong pelaku UMKM menuju Indonesia bersih sampah. Upaya yang kami lakukan antara lain penciptaan ekonomi sirkular bagi kelompok masyarakat dengan mendorong kemitraan antara bank sampah dengan Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS), mendorong pelembagaan bank sampah menjadi koperasi, serta mengurangi food loss terutama pada saat panen raya dengan memastikan terserapnya produk pertanian melalui agregator koperasi,” kata Yulius.
Sementara itu, berdasarkan laporan Food Loss and Waste (FLW) di Indonesia yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bekerja sama dengan World Resources Institute dan Waste for Change, timbunan FLW di Indonesia pada 2000-2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun.
Kehilangan ekonomi dari FLW 2000-2019 sebesar Rp 213 triliun sampai Rp 551 triliun, atau setara dengan 4%-5% produk domestik bruto (PDB) Indonesia.