Cerita Pilu Dua Calon Mahasiswi Diperlakukan Tidak Senonoh Staf UNIBA Serang
Ditulis oleh redaksi pada September 11, 2022
SERANG – Dua calon mahasiswi baru yang mendaftar di Universitas Bina Bangsa berharap untuk meneruskan pendidikannya demi mencapai cita-cita berprestasi. Namun naas, bukan harapan kebanggaan yang mereka terima melainkan perlakuan tidak senonoh dari oknum staf Universitas, PE sempat mau menginapkan dua calon mahasiswi ini di Hotel Grand Krakatau Serang, Banten.
JJ (19) warga Labuan mengatakan saat itu dirinya dan temannya inisial TT (18) hendak mengurus kelengkapan berkas pendaftaran KIP (Kartu Indonesia Pintar) dan pembayaran registrasi ulang pada 21 Juli 2022.
“Karena pada saat itu waktu sudah menjelang maghrib, salah satu oknum [staf] ini menawarkan kepada JJ dan TT untuk diinapkan di hotel dengan alasan kalau pulang kan jaraknya jauh, sedangkan besok pagi harus interview KIP,” ungkap JJ, Selasa (6/9/2022).
Dengan kepolosannya, akhirnya dua gadis ini mengikuti tawaran PE, staf UBINA yang meyakinkan setelah diantar ke hotel lalu dirinya langsung pulang.
“Ketika saya dan teman saya diantarkan ke hotel dan masuk kamar, saya istirahat sejenak, lalu PE keluar kamar setelah ikut istirahat beberapa menit. Kurang lebih setelah 40 menit, PE datang lagi membawa minuman 2 gelas cup dan 1 plastik minuman warna hitam memakai sedotan,” katanya.
“Dua minuman di cup yang katanya jus lemon diberikan kepada saya dan teman saya, nah yang di plastik minuman berwarna hitam diminum sama PE dengan memakai sedotan. Kata PE minuman yang di cup itu adalah minuman lemon, sedangkan minuman dia yang di plastik warna hitam itu katanya jus alpukat,” kata JJ.
“Sesudah itu lalu PE mandi dan keluar kamar mandi hanya mengenakan handuk dan baju kemeja panjang langsung mendekati saya dan teman saya dengan alasan PE mau ngajarin skripsian. Lalu PE mengusap-usap punggung saya dan teman saya,” ungkap JJ.
“Ketika saya menghindar, PE terus mendekati saya dan menempelkan dagunya ke pundak saya. Karena saya semakin takut saya menghindar lagi. Ketika saya masuk kamar mandi mau gosok gigi, PE ngetok pintu menyuruh saya membukanya dengan alasan mau ngambil sesuatu di celananya di balik pintu kamar mandi,” imbuhnya.
“Lalu dia (PE-red) masuk sambil mengenakan handuk tiba-tiba lampu kamar mandi dimatiin dan pintunya ditutup sama PE. Lalu saya teriak, ‘bapak saya takut!’ lalu saya keluar dari kamar mandi dan PE pun keluar dari kamar mandi juga,” lanjut JJ.
“Tak hanya itu, pas saya minta antar ke teman saya untuk melanjutkan gosok gigi, PE langsung menarik paksa tangan saya sambil ngomong: ‘hayu sama bapak aja’ dan saya terus menolaknya karena sangat takut,” ujarnya.
“Setelah itu PE keluar kamar dan mengunci pintu kamar nya di luar, saya pun tambah takut ingin kabur dari kamar hotel. Lalu teman saya menelepon PE untuk minta dibuka kamar hotel karena PE tidak kunjung datang sampai kurang lebih setengah jam, akhirnya teman saya telepon resepsionis untuk minta tolong dibukakan pintunya dan alhamdulillah pintu kamar dibuka, langsung saya dan teman saya bergegas keluar kamar dan pulang,” terang JJ lagi.
TT mengatakan kalau dirinya sempat diusap-usap punggungnya. “Saya juga sempat diusap-usap punggungnya dan saya langsung menghindar karena saya sangat takut,” kata TT.
Atas kejadian tindakan tidak senonoh yang menimpa terhadap anak-anaknya, pihak keluarga akan melaporkan kejadian ini kepihak yang berwajib agar oknum staf tersebut bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai prosedur hukum yang berlaku.
“Karena sampai saat ini para korban yang telah mendapatkan perlakuan yang tidak senonoh itu dihantui rasa ketakutan bahkan sampai putus asa untuk melanjutkan kuliahnya di kampus manapun,” ujarnya.