Terputar

Title

Artist


Komentator televisi pemegang hak siar MotoGP BT Sport, Michael Laverty, rupanya merasa iba melihat perjuangan juara dunia Fabio Quartararo yang dalam beberapa seri terakhir

Ditulis oleh pada September 5, 2022

Komentator televisi pemegang hak siar MotoGP BT Sport, Michael Laverty, rupanya merasa iba melihat perjuangan juara dunia Fabio Quartararo yang dalam beberapa seri terakhir terus dikepung oleh para penunggang Ducati.

Di Grand Prix San Marino, Minggu (4/9/2022), Quartararo harus puas finis kelima di belakang tiga motor Ducati dan satu motor Aprilia, sementara keunggulannya di puncak klasemen atas Fransesco Bagnaia turun drastis dari 91 poin menjadi hanya 30 dalam empat balapan terakhir — yang disapu bersih oleh si pembalap Ducati.

“Sedih menonton itu,” kata Laverty, yang juga mantan pembalap.

“Fabio tampil dengan keajaiban seperti yang kami katakan setiap akhir pekan, tetapi hasil finis kelima adalah yang terbaik yang bisa diraihnya. Dia masih membalap dengan cara istimewa, tetapi belum mampu menang,” imbuhnya.

Dengan enam balapan tersisa, Quartararo harusnya sudah mulai khawatir dengan peluangnya mempertahankan gelar juara dunia musim ini, terutama setelah Bagnaia mampu mengemas total enam kemenangan dari 14 seri yang sudah digelar.

“Bagi dia, prospeknya mengkhawatirkan. Dia mulai merasakan tekanan,” kata Laverty.

“Ducati juga sangat tangguh di banyak sirkuit yang akan menggelar [balapan] tersisa,” ujarnya lagi.

Enam seri tersisa yaitu di Aragon, Jepang, Thailand, Australia, Malaysia, dan Valencia.

Ducati diwakili delapan motor musim ini dengan kemampuan yang nyaris merata dan membuat tim-tim yang memakai Desmosedici mampu mendominasi rombongan depan dan tengah hampir di setiap balapan.

Sebelum bisa mendekati Bagnaia, Quartararo harus lebih dulu mampu mengatasi perlawanan Enea Bastianini, Johann Zarco, Jack Miller, Luca Marini, atau Marco Bezzecchi.

Mereka ini lebih mungkin membela dan memberi keuntungan bagi Bagnaia daripada Quartararo, jika perebutan titel tinggal menyisakan mereka berdua.

“Dia [Quartararo] harus menang di Phillip Island dan Thailand, di mana dia cukup tangguh pada musim 2019 ketika bertempur melawan Marc Marquez,” kata Laverty.

“Saya berharap nantinya tidak sampai terjadi team order, tetapi keunggulan Ducati dalam jumlah bisa menjadi penentu dalam enam seri tersisa,” ulasnya.

Team order adalah strategi yang mengharuskan pembalap “mengalah” demi rekan setim yang dinilai lebih berpeluang merebut titel juara dunia.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan