Terputar

Title

Artist


 PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga menjamin ketersediaan pasokan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar dalam kondisi aman

Ditulis oleh pada Agustus 21, 2022

PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga menjamin ketersediaan pasokan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar dalam kondisi aman serta proses distribusi dilakukan dengan maksimal.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan pertumbuhan ekonomi dan kegiatan masyarakat yang mulai menggeliat berdampak terhadap meningkatnya kebutuhan energi.

“Rata-rata konsumsi harian BBM nasional di tahun 2022 ini sudah lebih tinggi dibandingkan konsumsi normal harian sebelum pandemi pada tahun 2019. Untuk mengantisipasi tingginya permintaan, kami pastikan stok dalam kondisi aman dan distribusi ke SPBU akan kami maksimalkan,” kata Irto di Jakarta, Sabtu.

Per 19 Agustus 2022, Pertamina menaytakan ketahanan stok untuk Pertalite dan Solar di atas 19 hari dan produksi terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat.

Untuk proses distribusi dan kondisi stok di SPBU juga akan terus dimonitor secara real time melalui Pertamina Integrated Command Centre (PICC), sehingga SPBU yang stoknya sudah dibatas minimal dapat segera disuplai kembali. “Jadi masyarakat tidak perlu khawatir. Kami mengimbau masyarakat agar tetap membeli BBM sesuai dengan kebutuhan,” ujar Irto.

Ahli Ekonomi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi memandang beban APBN untuk subsidi kian membengkak kalau kuota Pertalite yang semula ditetapkan sebanyak 23.000 kiloliter itu habis sebelum akhir tahun ini.

Menurutnya, opsi menaikkan harga BBM subsidi bukan pilihan tepat untuk dilakukan saat ini karena kenaikan harga Pertalite dan Solar dengan proporsi jumlah konsumen di atas 70 persen diproyeksikan menyulut inflasi.

Kalau kenaikan Pertalite hingga mencapai Rp 10.000 per liter, kontribusi terhadap inflasi diperkirakan mencapai 0,97%, sehingga inflasi tahun berjalan bisa mencapai 6,2% secara year on year. “Dengan inflasi sebesar itu akan memperpuruk daya beli dan konsumsi masyarakat sehingga akan menurunkan pertumbuhan ekonomi yang sudah mencapai 5,4%,” pungkas Fahmy.

Pemerintah sebaiknya fokus pada pembatasan BBM bersubsidi yang sekitar 60% tidak tepat sasaran.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyebut keputusan terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) saat ini dalam pembahasan oleh pemerintah.

“Ini sedang dipikirkan. Jadi masih dalam penggodokan, masih dalam pembahasan, apakah akan dinaikkan atau tidak,” kata Wapres usai menghadiri Acara Haul Ulama Indonesia Ke-23 Tahun Almarhum Habib Umar Bin Hood Alatas di Depok, Jawa Barat, Sabtu (20/8/2022).

Pemerintah memiliki setidaknya dua skenario dalam menjaga agar subsidi BBM tidak membengkak sehingga menambah defisit APBN. Skenario pertama yang sedang digodok adalah pembatasan konsumsi BBM subsidi (pertalite dan solar subsidi) melalui aplikasi MyPertamina. Skenario kedua adalah pengurangan subsidi. Jika harga keekonomian pertalite adalah Rp 13.150 per liter, maka pemerintah menyubsidi Rp 5.500 per liter. Jika menggunakan harga keekonomian versi Pertamina, maka subsidi yang diberikan mencapai Rp 9.550.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan