40 hari wafatnya Jenderal TNI (Purn) Widjojo Soejono, diperingati dengan tahlil sederhana di kediaman di Jalan Karangasem I No. 4 – 6
Ditulis oleh redaksi pada Juni 19, 2022
40 hari wafatnya Jenderal TNI (Purn) Widjojo Soejono, diperingati dengan tahlil sederhana di kediaman di Jalan Karangasem I No. 4 – 6, Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (18/6/2022) malam. Selain kerabat, dan tetangga, tahlil tersebut juga dihadiri para junior almarhum dari lingkungan TNI.
Beberapa di antaranya, Wapres ke-6 RI, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno dan Letjen TNI (Purn) Tarub (Pangkostrad ke-19 dan Kasum ABRI 1996-1998), Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakri (mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat).
Selain itu, hadir juga Ketua Umum PPAD, Letjen TNI (Purn) Doni Monardo dan sejumlah staf PPAD, antara lain Mayjen TNI (Purn) Sunaryo (Kabid Komunikasi PPAD), Brigjen TNI (PUrn) Bambang Irianto (Wasekjen PP PPAD), dan lain-lain.
Doni menyambut Try Sutrisno, dan menggandeng tangannya menuju ruang tahlil. Try yang berusia 86 tahun, duduk di kursi bersama sejumlah pendoa tahlil lanjut usia. Sementara Doni Monardo dan staf PPAD serta keluarga, kerabat, dan para tetangga duduk lesehan di atas karpet. Peserta tahlil 40 hari wafatnya Jenderal Widjojo Soejono tampak memadati ruang tengah, bahkan hingga ke luar.
Putra-putri almarhum Jenderal Widjojo Soejono menyambut para kerabat ayahanda mereka. Kelima putra-putri almarhum adalah Enny Lukitaning Diah, Wedhia Purwaningsih, Ariati Sihwarini, Hardini Surjaningsih, dan Budhi Soejono. Mereka hadir didampingi putra-putri tercinta, yang tak lain adalah cucu-cucu kesayangan almarhum Jenderal Wijojo Soejono.
Seperti diketahui, tokoh militer kharismatik, Jenderal Purn Widjojo Soejono wafat pada hari Rabu, 11 Mei 2022 pukul 04.43 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Mantan Kepala Staf Kopkamtib, mantan Dan Puspassus 1967-1970 (sekarang Kopassus) itu wafat dalam usia 94 tahun.
Ketua Umum PP PPAD, Letjen TNI Purn Doni Monardo mengatakan, almarhum adalah seorang teladan sekaligus sosok yang peduli terhadap perkembangan PPAD.
“Sebelum wafat, lewat telepon beliau masih menanyakan bagaimana perkembangan PPAD. Lalu menyatakan, program kesejahteraan yang kami gulirkan sebagai kebijakan, sudah benar, dan harus dipercepat pelaksanaannya,” ujar Doni yang mengenakan baju koko warna putih.
Almarhum Jenderal Widjojo juga aktif dalam setiap kegiatan penting PPAD. Antara lain, hadir virtual saat pengukuhan pengurus di Mabes AD 8 Februari 2022. Almarhum juga hadir virtual saat pengurus PPAD melakukan rapat pengurus di Gedung PPAD, Jalan Matraman, Jakarta Pusat.
Sekilas Widjojo Soejono
Jenderal Widjojo Soejono adalah purnawirawan bintang empat paling senior sisa generasi 1945. Sebelumnya ada tiga orang, namun dua orang wafat pada 2021. Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo, wafat dalam usia 93,5 tahun pada Januari 2021. Menyusul kemudian, Letjen TNI (Purn) Rais Abin, wafat dalam usia 94,5 tahun pada Maret 2021.
Tahun 2021, Widjojo Soejono menerima Satyalancana Perintis Kemerdekaan dari Presiden Jokowi. Penghargaan itu melengkapi sejumlah penghargaan yang pernah ia terima. Antara lain, Bintang Gerilya, Yudha Dharma Nararya Pratama, Kartika Eka Paksi Nararya Pratama, Satya Lencana 8, 16, dan 24 Tahun.
Widjojo Soejono dilahirkan di Tulungagung, Jawa Timur pada tanggal 9 Mei 1928 sebagai putra bungsu 15 orang bersaudara dengan ayah Martodidjojo yang leluhurnya berasal dari Surakarta dan ibu Roesmirah yang leluhurnya berasal dari Yogyakarta.
Sekolah Dasar ditempuh pada zaman Belanda (HIS). Widjojo melanjutkan pendidikannya ke sekolah teknik yang zaman Belanda bernama K.E.S., lalu zaman Jepang disebut Kogyo Gakko dan sekarang bernama SMK I Surabaya. Ia sekelas dengan Soewoto Sukendar yang kelak jadi Kepala Staf TNI Angkatan Udara dengan pangkat Marsekal TNI dan Widodo Budidarmo yang di kemudian hari jadi Kapolri dengan pangkat Jenderal Polisi. Sedang Soemitro yang terakhir juga berbintang empat dan menjabat sebagai Wapangab merangkap Pangkopkamtib, tetapi dari jurusan yang berbeda.
Semangat kemerdekaan yang bergelora, mendorong Widjojo Soejono meninggalkan sekolah pada umur 17 tahun dan mengikuti Latihan Perwira Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor awal tahun 1945. Setelah lulus ia ditempatkan di Batalyon 4 Karesidenan Malang. Setelah pembubaran PETA dua hari menyusul Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia ikut membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) di HBS Straat yang sekarang bernama Jalan Wijaya Kusuma, Surabaya.