TMMD ke-113 Ponorogo, Pamen TNI AD Ini Puji Kemampuan Mantan Anggotanya
Ditulis oleh redaksi pada Juni 2, 2022
Ponorogo, – Prajurit TNI serba bisa, hal itu pantas disematkan kepada mereka prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas TMMD ke-113 Ponorogo.
Tidak hanya mahir memainkan senjata, ternyata mereka juga mahir dan terampil dalam memainkan berbagai peralatan yang sering digunakan oleh para tukang bangunan.
Dengan cekatan, mereka terus melakukan tugasnya dalam melakukan berbagai pembangunan infrastruktur di Desa Cepoko, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo.
Seperti yang terlihat siang ini, saat Serma Anang dari satuan Armed 12/Kostrad Ngawi bersama rekan-rekannya yang lain melakukan pembangunan jembatan beton sepanjang 7 meter.
Dengan dibantu masyarakat, mereka terus berjibaku dan bergotong-royong untuk dapat segera mewujudkan jembatan impian para warga di sana.
Pada proses pengerjaaannya, mereka diberikan waktu selama 30 hari untuk dapat menyelesaikan. Hingga hari ini sudah 3 minggu berjalan.
“Dalam waktu sebulan, sesuai dengan alokasi waktu pelaksanaan TMMD, tugas dan pekerjaan kami ini harus dapat selesai,” kata Anang saat ditemui di sela pekerjaannya, Rabu (1/6/2021).
Namun dia optimis, dengan semangat mereka sebagai Prajurit TNI AD dan didukung dengan tingginya antusias mayarakat, maka target itu akan dapat tercapai. “Insya Allah dapat selesai sesuai target dan tepat waktu,” ujarnya
Dari tempat terpisah, Kapenrem 081/DSJ Mayor Arm Nurwahyu Sujatmiko memberikan apresiasinya terhadap semangat juang dan kemampuan Serma Anang dan rekan-rekannya.
“Kebetulan saya dulu juga pernah dinas di Armed 12/Kostrad. Jadi saya tahu betul bagimana semangat dan kinerja mereka,” ungkap dalam pesan singkatnya.
“Mereka luar biasa. Didukung dengan kemanunggalan mereka dengan masyarakat, saya optimis hasilnya akan dapat optimal dan sesuai harapan,” lanjutnya.
Selain pengerjaan jembatan, pada TMMD ke-113 Ponorogo juga dilakukan pengerjaan berbagai sasaran fisik lainnya. Mulai dari peningkatan kondisi jalan, rabat jalan di 2 lokasi berbeda sepanjang total hampir 500 meter, renovasi rumah tidak layak huni (Rutilahu) sebanyak 5 unit, serta pembangunan tempat wudu dan toilet di tempat ibadah.