Singapura dan Uni Afrika (AU) akan mulai saling mengakui sertifikat vaksinasi Covid-19 digital
Ditulis oleh redaksi pada Mei 18, 2022
Singapura dan Uni Afrika (AU) akan mulai saling mengakui sertifikat vaksinasi Covid-19 digital mulai Senin (23/5/2022). Seperti dilaporkan TheStraitTimes, Selasa (17/5/2022), pengakuan sertifikat itu membuat perjalanan ke 55 negara anggota menjadi lebih mudah.
Dengan langkah tersebut, mereka yang divaksinasi lengkap di Singapura hanya perlu mengunggah sertifikat vaksinasi digital mereka yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan agar status mereka diverifikasi di platform Trusted Travel (TT) dan Trusted Vaccines (TV) AU, yang memungkinkan perjalanan bebas karantina.
Pemeriksaan digital status vaksinasi pelancong dipandang sebagai kunci untuk membuka potensi penuh perjalanan udara pascapandemi, dengan pemeriksaan manual dalam dua tahun terakhir semakin tidak mungkin karena jumlah pelancong kembali ke ketinggian sebelum pandemi.
Sertifikat Covid-19 Singapura sudah diakui setara dengan sertifikat digital Uni Eropa. Yurisdiksi, seperti Taiwan, juga telah membentuk pengaturan serupa dengan Singapura.
Pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan awal tahun ini, varian BA.4 dan BA.5 telah menjadi strain dominan di sana. Varian tersebut sering dibahas bersama karena mutasi pada gen protein lonjakan mereka identik, kata sebuah laporan di VaccinesWork, satu platform yang diselenggarakan oleh Gavi.
Menurut para ilmuwan Afrika Selatan, varian tersebut dapat menghindari antibodi dari infeksi sebelumnya. Namun varian itu jauh lebih sedikit mampu berkembang dalam darah orang yang divaksinasi Covid-19.
Secara global, setidaknya 1.000 kasus BA.4 dan BA.5 telah dilaporkan di setidaknya 16 negara pada 11 Mei, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Tetapi pengetahuan tentang varian tetap terbatas. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menambahkannya ke daftar untuk pemantauan awal bulan lalu.
Berdasarkan “penghindaran netralisasi”, BA.4 dan BA.5 berpotensi menghasilkan gelombang infeksi baru, kata sebuah penelitian di Afrika Selatan.
Namun, sejauh ini tidak ada indikasi bahwa BA.4 atau BA.5 berhubungan dengan gejala baru atau penyakit yang lebih parah.