Indonesia Seperti Dipinggirkan dalam Perhelatan US- ASEAN Summit
Ditulis oleh redaksi pada Mei 16, 2022
USA- Sekilas dari agenda KTT Amerika Serikat-ASEAN (US-ASEAN Summit) pada Kamis (12/5/2022) di Washington DC, AS, terbersit pikiran betapa tuan rumah AS seolah meminggirkan peran Indonesia dalam perhelatan tersebut. Padahal, dengan posisi Indonesia yang saat ini menjabat pimpinan dalam presidensi G20, hal tersebut tidak selayaknya mereka lakukan.
Hari pertama, selain Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, yang akan didaulat berbicara adalah dua pemimpin ASEAN. Mereka adalah Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Perdana Menteri Vietnam, Phạm Minh Chính.
Juga pada pertemuan para pemimpin ASEAN dengan pimpinan dunia bisnis AS, dua kepala negara ASEAN juga diberi kesempatan untuk berbicara.
Sayangnya, yang berdiri nanti salah satunya bukan Presiden Joko Widodo, sebab keduanya adalah kepala negara Brunei Darussalam, Sultan Hassanal Bolkiah dan Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob.
Jika kita berharap Indonesia akan mendapatkan kesempatan lebih baik di hari kedua, hari terakhir pertemuan, pada sesi yang lebih mungkin mencatatkan kesan di benak para peserta, hal itu juga tak terjadi. Pada hari kedua, Jumat (13/5/2022), usai sesi pertemuan para kepala negara ASEAN dengan Wakil Presiden Kamala Harris, yang terfokus pada kerja sama maritim dan upaya recovery pasca-pandemi, kepala negara ASEAN juga diberi kesempatan untuk berbicara.
Pada sesi diskusi yang difokuskan pada transformasi energi bersih, agenda aksi iklim dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan itu, yang didaulat berbicara tidak hanya dua, melainkan bahkan tiga kepala negara.
Sayangnya, kembali Presiden Joko Widodo kita tidak berada pada daftar pembicara. Yang diminta bicara dan terdaftar dalam agenda justru Perdana Menteri Laos, Phankham Viphavanh; Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-o-cha, serta Presiden Filipina, Rodrigo Duterte.