Terputar

Title

Artist


 Kelompok bersenjata melepaskan tembakan ke sebuah tempat pemungutan suara (TPS) di wilayah yang bergolak di Filipina selatan

Ditulis oleh pada Mei 10, 2022

Kelompok bersenjata melepaskan tembakan ke sebuah tempat pemungutan suara (TPS) di wilayah yang bergolak di Filipina selatan yang menewaskan tiga (3) penjaga keamanan, pada Senin (9/5/2022). Kekerasan terjadi saat saat jutaan orang Filipina tengah memberikan suara dalam pemilu nasional.

Pemilu adalah waktu yang secara tradisional tidak stabil di negara Filipina, dengan undang-undang senjata yang longgar dan budaya politik yang keras, tetapi polisi mengatakan musim ini relatif damai.

Penembakan mematikan itu terjadi tak lama setelah pemungutan suara berlangsung di kotamadya Buluan di pulau Mindanao, lokasi yang aman untuk berbagai kelompok bersenjata mulai dari pemberontak komunis hingga militan Islam.

Mantan wali kota Ibrahim Mangudadatu mengatakan kepada AFP bahwa orang-orang di dalam sekolah yang digunakan sebagai tempat pemungutan suara berlari mencari perlindungan ketika penembakan yang dilakukan kelompok bersenjata terjadi.

Seorang penjaga keempat terluka dalam serangan itu, kata juru bicara kepolisian provinsi Maguindanao Mayor Roldan Kuntong.

Kekerasan ini terjadi setelah insiden lima granat meledak di luar sebuah tempat pemungutan suara di kotamadya Datu Unsay pada Minggu malam yang menyebabkan sembilan orang terluka.

Beberapa menit setelah serangan itu, sebuah granat meledak di kota tetangga Shariff Aguak, tetapi tidak ada korban jiwa. Kedua kota tersebut juga berada di provinsi Maguindanao.

Polisi mengatakan, para korban granat adalah warga yang telah berjalan dari desa pegunungan terpencil untuk memberikan suara mereka di balai kota di Datu Unsay saat TPS dibuka di seluruh negeri pada Senin pagi.

“Adalah kebiasaan mereka untuk turun lebih awal dari desa mereka yang jaraknya delapan hingga 12 jam dengan berjalan kaki,” kata Kuntong.

Pada tahun 2009, Maguindanao adalah tempat kejadian kekerasan politik paling mematikan di negara itu.

Sebanyak 58 orang dibantai oleh orang-orang bersenjata yang diduga bekerja untuk seorang panglima perang lokal untuk menyerang sekelompok orang untuk menghentikan saingannya mengajukan pencalonannya.

Belasan jurnalis jadi korban penembakan saat meliput.

Seorang juru bicara Komisi Pemilihan Filipina mengatakan mereka mencoba untuk memverifikasi apakah penembakan dan serangan granat itu terkait dengan pemilihan.

Calon wakil presiden Sara Duterte, mantan wali kota Kota Davao di Mindanao, mengatakan kepada wartawan bahwa dia berharap para pemilih tidak akan “dihilangkan haknya” sebagai akibat dari kekerasan tersebut.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan