Sembilan wanita dan gadis di Bucha, Ukraina hamil setelah pemerkosaan sistematis oleh pasukan Rusia.
Ditulis oleh redaksi pada April 15, 2022
Sembilan wanita dan gadis di Bucha, Ukraina hamil setelah pemerkosaan sistematis oleh pasukan Rusia. Seperti dilaporkan The New York Post, Rabu (13/4/2022), kondisi itu diungkap komisaris hak asasi manusia Ukraina.
Menurut komisaris, pasukan Rusia yang mengerikan “memperkosa secara sistematis” 25 wanita dan garis remaja Ukraina berusia 14 tahun setelah menemukan mereka bersembunyi bersama di Bucha.
Kepada BBC, Lyudmyla Denisova mengatakan bahwa para korban – antara usia 14 dan 24 tahun telah diserang setelah ditemukan di “ruang bawah tanah satu rumah di Bucha, pinggiran kota Kyiv. Bucha mengalami penyerangan yang brutal tempat ratusan mayat kemudian ditemukan di jalan.
“Tentara Rusia mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan memperkosa mereka sampai pada titik di mana mereka tidak menginginkan kontak seksual dengan pria mana pun, untuk mencegah mereka memiliki anak Ukraina,” kata ombudsman hak asasi manusia kepada penyiar.
Menurut para pejabat, beberapa tentara pemerkosa bahkan menyerang di depan umum untuk mengirim peringatan kepada orang lain yang menonton.
“Seorang wanita berusia 25 tahun menelepon untuk memberi tahu kami bahwa saudara perempuannya yang berusia 16 tahun diperkosa di jalan di depannya. Dia mengatakan mereka (tentara Rusia) sambil berteriak, ‘Ini akan terjadi pada setiap pelacur Nazi’ saat mereka memperkosa saudara perempuannya,” tutur Denisova.
Menurut pejabat itu, kisah-kisah mengerikan tersebut hanyalah yang terbaru yang muncul dari perang, dengan kemungkinan kisah lain yang lebih besar untuk keluar.
Denisova mengatakan “mustahil” untuk mengetahui seberapa luas serangan seks semacam itu “karena tidak semua orang mau memberi tahu kami apa yang terjadi pada mereka.”
“Mayoritas dari mereka saat ini meminta dukungan psikologis, jadi kami tidak dapat mencatat itu sebagai kejahatan kecuali mereka memberikan kesaksian kepada kami,” katanya kepada BBC.
Pejabat hak asasi manusia juga telah memberikan pembaruan rutin di Telegram, mengatakan pada hari Rabu bahwa setidaknya 191 anak telah dipastikan tewas selama invasi, rata-rata setidaknya lima sehari. Namun jumlah korban sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.
“Tidak mungkin untuk menetapkan jumlah sebenarnya dari anak-anak yang tewas dan terluka karena fakta bahwa pasukan pendudukan secara aktif berperang di kota-kota Ukraina,” katanya.
“Tindakan seperti itu oleh pasukan pendudukan Rusia merupakan pelanggaran langsung terhadap Konvensi Den Haag dan Jenewa. Agresor terus melanggar hak-hak dasar anak – hak untuk hidup dan kesehatan, dijamin untuk setiap anak di dunia oleh Konvensi PBB tentang Hak Anak,” tulisnya.