Hal yang sangat aku takuti sebagai perempuan terjadi kepada adikku sendiri. Aku terpukul tetapi hal itu jauh lebih berat menimpa adikku sendiri. Sebagai satu-satunya orang dewasa yang bisa ia pegang, perlahan aku mulai menanamkan dalam dirinya bahwa tidak apa gagal, karena kebetulan alasannya berpisah adalah kekerasan dalam rumah tangga, aku pun berterima kasih kepadanya sudah bertahan hidup bahkan menghidupi putri kecilnya juga.
Perlahan hidup adikku mulai bangkit. Dia mulai bekerja di sebuah coffee shop kecil, mulai merangkai kembali mimpinya yang sempat tertunda. Aku bersyukur masih bisa melihat senyumannya dan dalam keadaan sehat. Semoga artikel ini menjadi penyemangat kalian juga, sebagai perempuan kita patut memberi support perempuan lain juga.